REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi mengatakan Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret layak untuk diperingati.
"Menurut saya, kita layak memperingati Hari Perempuan Internasional, walaupun di Indonesia sudah ada Hari Ibu dan Hari Kartini. Karena sampai saat ini masih banyak masalah yang dialami kaum perempuan," kata Nafsiah pada sela-sela acara pemberian penghargaan oleh Citi Indonesia Women Council (IWC) kepada sejumlah perawat, di Jakarta, Jumat (8/3).
Dia mengatakan sampai saat ini berbagai permasalahan perempuan seperti kekerasan seksual, perkosaan, tingginya angka kematian ibu, ketidakberdayaan perempuan dalam mencegah terjangkit HIV AIDS, dan menjadi perokok pasif masih terjadi. Padahal, kata dia, perempuan memiliki peranan penting bagi kehidupan.
Di dunia kesehatan, lanjut dia, perempuan Indonesia banyak yang mendedikasikan diri menjadi kader-kader puskesmas. Namun dia menyayangkan kebanyakan tenaga kesehatan perempuan hanya berkutat di level akar rumput. "Perawat perempuan banyak juga yang belum bisa menembus ke tingkatan atas, meskipun Menkes-nya perempuan," kata dia.
Nafsiah berharap kaum perempuan, khususnya di dunia keperawatan, dapat terus meningkatkan jenjang pendidikannya, agar menjadi perawat yang profesional dan bisa mendedikasikan diri kepada masyarakat.
Selain itu dia meminta kaum perempuan memiliki keberanian dalam menyuarakan hak-hak pribadinya, terutama untuk mendapatkan derajat kesehatan tertinggi, misalnya dengan berani menegur setiap orang yang merokok di dekatnya untuk segera mematikan rokok. "Percuma perempuan sekolah tinggi-tinggi, kalau untuk menolak menjadi perokok pasif saja tidak berani," ujar dia.