REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendengar tentang pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dibakar sekelompok anggota TNI. Ia pun meminta agar dilakukan investigasi tentang peristiwa tersebut.
Juru bicara presiden, Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden SBY telah memperoleh laporan dari Kapolri Jendral Timur Pradopo mengenai serangan tersebut.
"Presiden memberi arahan kepada Kapolri agar mengirim tim investigasi dan menindak tegas mereka yang terbukti terlibat," katanya, di Jakarta, Kamis (7/3).
Menurut Julian, Presiden SBY juga memerintahkan Pangdam Sriwijaya dan Kapolda Sumatera Selatan berkoodinasi untuk mengusut dan menindak tegas para pelaku. "Pangdam dan Kapolda harus segera turun tangan langsung mengatasi situasi," kata Presiden SBY yang dikutip Julian.
Sebelumnya, Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta agar pelaku pembakaran dan pemukulan sejumlah diusut. Apalagi TNI sudah mengakui aparatnya yang melakukan pembakaran tersebut.
Djoko menyayangkan aksi kekerasan yang dilakukan para aparat TNI tersebut apalagi sampai merusak kantor instansi pemerintah dalam hal ini kantor Polres.
Ia mengingatkan, kantor itu adalah kantor-kantor negara, kantor-kantor pemerintah. Karena itu,aparat TNI yang melakukan terhadap kantor-kantor pemerintah itu sangat disesalkan.
"Tindakan ini tidak dibenarkan apapun alasannya. Para pelaku harus segera diusut dan dibawa ke pengadilan militer," kata Djoko Suyanto.
Menko Polhukam juga meminta agar Polri bersama TNI bersama-sama membangun kembali kantor instansi Polri yang dirusak oknum anggota TNI itu.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media, Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dibakar sekelompok anggota TNI, Kamis (7/3) sekitar pukul 07.30 WIB. Disebutkan, massa dari kelompok TNI berjumlah 95 orang.