REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menyatakan energi letusan freatik Gunung Tangkuban Parahu di Bandung Barat cenderung meningkat.
"Terekam ada letusan freatik kecil-kecil setiap hari, termasuk Rabu pagi tadi. Artinya ada peningkatan tekanan, namun secara status masih waspada atau level dua," kata Surono di Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan, pada awal kenaikan status dari aktif ke waspada pada 21 Februari 2013, kondisi letusannya freatik tremor atau embuan gas yang menerus, sedangkan dalam beberapa hari terakhir ada letusan material abu.
Letusan itu termasuk tinggi dan tekanannya mengarah ke arah Subang yang merupakan bukaan dari kawah Gunung Tangkuban Parahu itu.
"Dipastikan ada peningkatan energi setiap harinya, dilepaskan dalam letusan-letusan kecil," katanya.
Berdasarkan rekaman aktivitas letusan freatik yang terjadi dalam beberapa hari ini, menurut Surono, ada kecenderungan tekanannya lebih tinggi dibandingkan pada awal ditetapkan dalam status waspada atau level II pada 21 Februari lalu.
Termasuk Rabu pagi, kata dia, terdeteksi ada letusan setinggi 30 sentimeter dari Kawah Ratu. Tekanannya diperkirakan dari 1.000 meter dari bagian dalam kawah, atau lebih dalam dibandingkan letusan tremor pada pertengahan Februari.
Namun, aktivitas itu masih dalam level II, PVMBG merekomendasi tidak adanya aktivitas masyarakat pada radius 1,5 kilometer dari Kawah Ratu.
"Masyarakat tidak perlu panik dan tidak termakan oleh isu-isu terkait gunung itu tanpa ada sumber yang kompeten," kata Surono.
Pengamanan intensif dilakukan dari Posko PGA Tangkuban Parahu, yang dijadikan posko bersama dengan BPBD, TNI, dan elemen lainnya yang siaga menyusul kenaikan aktivitas gunung itu.
Pihaknya terus melakukan pemantauan secara online dari Posko Pengamatan Gunung Api di kantor PVMBG di Kota Bandung, berdasarkan perkembangan terkini dari Posko PGA Tangkuban Parahu.