REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Seorang ayah dan dua anaknya, warga Kampung Salimah RT 001 RW 001 Desa Gintung Cileget, Parung panjang, Kabupaten Bogor terjangkit penyakit kusta. Jiung (48 tahun), sang ayah telah menderita penyakit ini sejak sekitar dua tahun lalu.
Sementara sang anak, Irfan (13 tahun) dan Aprijal (7 tahun) terjangkit kusta sekitar satu tahun terakhir. Aprijal menderita jenis kusta basah yang sudah menggerogoti kulitnya sejak sekitar tujuh bulan lalu.
Saat ini, kondisi Aprijal sudah sangat memprihatinkan. Kusta telah membuat kulit dan daging kakinya mengelupas, bernanah, berbau tak sedap dan membentuk lubang. Daun kupingnya bahkan hampir terkikis habis oleh penyakit ini.
Dessy Suprihartini, Relawan Bogor Barat menemukan kondisi Aprijal dan keluarganya pada Senin (4/3) sore. ''Pak Jiung menderita kusta kering, sementara Irfan masih diduga menderita kusta,'' kata relawan yang akrab disapa bu Uun ini.
Jiung telah melakukan pengobatan ke Puskesmas Parung Panjang sejak didiagnosis menderita kusta dua tahun lalu. Ia mendapatkan pengobatan jalan dan diberikan obat seadanya namun saat ini ia belum juga membaik.
Sementara Aprijal, tambah Dessy, belum mendapatkan penanganan khusus karena petugas Puskesmas pun tak mengetahui penyakit yang mendera bocah tersebut. ''Rijal sering menangis setiap malam karena kesakitan,'' kata dia.
Menurut Dessy, Irfan pun mengalami ciri-ciri kusta. Ia memiliki bercak-bercak putih di wajahnya mirip panu. ''Kalau ditusuk pakai jarum nggak berasa sakit itu bisa tanda-tanda kusta,'' kata Dessy.
Hal tersebut memungkinkan karena kusta merupakan penyakit yang mudah menular. Sepenemuan keluarga tersebut, Dessy dan relawan lain membawa mereka ke Rumah Sakit Dompet Dhuafa, Parung namun belum mendapatkan hasil pemeriksaan.
Jiung dan keluarganya saat ini membutuhkan perhatian dan bantuan. Ia hanya bekerja sebagai kuli bata untuk menghidupi keluarganya. Sementara istrinya, Sukmaria (29 tahun) adalah ibu rumah tangga. Mereka pun masih mempunyai bayi yang berumur tiga bulan yang juga terancam tertular penyakit tersebut.
Warga sekitar rumah Jiung hanya mengetahui penyakit tersebut adalah penyakit kulit. Ketidaktahuan mereka terhadap penanganan penyakit ini dapat membuat kusta menjadi wabah bagi warga kampung.
Dessy mengakui Puskesmas Parung Panjang tidak pernah memberikan penyuluhan terkait penyakit tersebut. Pada umumnya, warga kampung ini berasal dari golongan ekonomi rendah yang tidak paham terhadap kesehatan.
Ia mengatakan, Jiung dan Rijal malah dibawa berobat ke dukun karena ketidaktahuan mereka.