Selasa 05 Mar 2013 17:25 WIB

DIY Gelar Uji Klinis Vaksin Rotavirus (RV3) pada Bayi

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Mulai tahun ini akan dilakukan uji klinis vaksin Rotavirus (RV3) di dua rumah sakit yakni di RSUD Sleman dan RS Soeradji Tirtonegoro Klaten serta 14 Puskesmas di Sleman dan Klaten.

Hal itu dikemukakan Pemimpin Regional untuk peneliti Rotavirus dan Dokter Spesialis Anak dan Konsulen Saluran Cerna Prof Srisuparyati Soenarto. Penelitian vaksin RV3 ini bekerja sama dengan Murdoch Childrens Research Institute (MCRI).

Rotavirus adalah penyakit yang mengancam jiwa dan mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta anak di bawah lima tahun setiap tahun di seluruh dunia.

"Di Indobesua diare adalah penyebab utama kematian anak-anak di bawah umur lima tahun dan 35-84 persen dari kasus tersebut disebabkan oleh Rotavirus," katanya menjelaskan.

Di Indonesia Rotavirus menyebabkan lebih dari 8 ribu kematian pada anak-anak, 170 ribu pasien dirawat inap dan hampir 500 ribu pasien rawat jalan per tahun. 

Menurut Prof Yati, panggilan akrab Prof Srisuparyati Soenarto, kandidat vaksin RV3 telah dikembangkan dari strain rotavirus yang unik dan ditemukan secara alami pada bayi sehat yang baru lahir tanpa gejala apapun. Kemudian dilindungi dan diproteksi dari Rotavirus diare yang parah pada dua tahun awal hidupnya.

Vaksin RV3 ini akan menjadi vaksin yang efektif dan terjangkau serta dirancang untuk diberikan secara oral kepada bayi sejak lahir untuk memberikan perlindungan sedini mungkin. 

Menurut Koordinator Peneliti Utama Vaksin Rotavirus dari Fakultas Kedokteran UGM Cahya Dewi Satria, vaksin ini akan diberikan kepada bayi lahir sebanyak tiga dosis yakni sejak bayi lahir. Penelitian akan berlangsung selama 33 bulan.

Selanjutnya Peneliti dari MCRI Prof Julie Bines mengatakan penemuan yang pertama di dunia ini memiliki potensi yang luar biasa untuk menurunkan dan mengurangi penyakit serta kematian pada anak-anak yang paling rentan sekalipun di seluruh dunia. 

Uji klinis RV3 yang telah dilakukan di Meulbourne Australia pada usia dewasa dan anak-anak dengan satu dosis menunjukkan dapat ditoleransi dengan baik. Uji klinis juga telah dilakukan dengan sukses sejak 2011 di New Zealand pada bayi-bayi baru lahir dengan tiga dosis pemberian.

Setelah dilakukan uji klinis di Indonesia, rencananya vaksin tersebut akan diproduksi PT Bio Farma Bandung. Diharapkan Biofarma bisa memproduksi Vaksin RV3 dalam jumlah banyak pada 2016 atau 2017 mendatang.

"Dan diharapkan vaksin RV3 ini bisa masuk dalam program imunisasi nasional, kata Kepala Divisi  Surveilens dan Uji Klinis Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar pada Republika.

Rencananya pemberian Vaksin RV3 ini akan dilakukan sebanyak tiga kali (dosis) sejak bayi lahir dan disesuaikan dengan jadwal pemberian vaksin dalam program imunisasi nasional.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan belum akan mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan vaksin RV3, karena penelitiannya belum selesai.

"Sekarang penelitian vaksin RV3 kan belum selesai. Sehingga aya belum akan membuat kebijakan berkaitan dengan vaksin RV3. Kami akan menunggu bagaimana hasilnya setelah uji klinis selesai," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement