REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas ternyata berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Menko Kesra, Agung Laksono, menuturkan jumlah kecelakaan lalu lintas secara tidak langsung dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin.
"Banyak korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia ternyata tulang punggung keluarga," ujar Agung dalam Rakor Tingkat Menteri Mengenai Dampak Lalu Lintas Darat Bagi Kesehatan dan Sosial, Selasa (5/3).
Agung mengungkapkan, kecelakaan lalu lintas 72 persennya atau 120.226 kejadian didominasi oleh kecelakaaan sepeda motor. Penyebabnya, menurut Kajian Balitbang Kementeria Pekerjaan Umum (PU) 67 persennya human error dan 33 persen kondisi jalan yang rusak atau bergelombang, lingkungan seperti cuaca atau hujan yang menyebabkan jalan menjadi licin, dan kendaraan bermotor yang tidak layak jalan.
"Tingginya kematian dan kecacatan korban kecelakaan lalu lintas dan biaya tinggi penyelamatan korban kecelakaan lalu lintas menghabiskan dana kurang lebih Rp 200 triliun," kata Agung.
Karena itu, Agung mengungkapkan, perlu ada gerakan nasional keselamatan lalu lintas agar jumlah korban kecelakaan lalu lintas semakin menurun. "Targetnya 50 persen penurunan fatalitas (kematian) dan disabilitas (cacat) korban kecelakaan lalu lintas."
Agung mengatakan inpres tentang gerakan nasional untuk mengurangi fatalitas dan disabilitas akibat kecelakaan lalu lintas saat ini sedang dipersiapkan. "Sebanyak 30 ribu jiwa meninggal tiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas ini. Karena itu perlu ada penguatan sinergi berbagai sektor termasuk memberdayakan pemda," tutur Agung.