REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN --- Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono mengawali kunjungan kerja di Berlin Jerman, dan bertamu ke kantor Presiden Republik Federasi Jerman Christian Wulff, Senin siang.
Sebelumnya Presiden mengadakan 'briefing' dengan menteri dan pimpinan redaksi media masa dari Indonesia, di Hotel Aldon Kempinski Berlin, Senin pagi.
Presiden SBY menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala BKPM serta Menteri Perdagangan setelah menyaksikan tayangan iklan tentang Indonesia di stasiun televisi CNN. "Bagus dan berkelas," ujarnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Presiden SBY minta pada Dutabesar RI di berbagai negara dapat menayangkan iklan 'Investmen Remarkable Indonesia' khususnya bagi komunitas masyarakat Indonesia di luar negeri.
Menurut Presiden, isinya bagus dan pesannya kuat dengan harapan masyarakat Indonesia akan bangga meliat progres yang terjadi di tanah air.
Hadir dalam pertemuan itu Menteri Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu dan Menteri Perdagangan Gita Wiriawan, Kepala BKPM Muhamad Chatib Basri.
Menurut Presiden, kunjungannya ke Jerman juga dalam upaya menciptakan peluang atau 'opportunity'.
Dalam kesempatan itu Presiden SBY mengatakan kunjungan kerjanya di Berlin, Jerman dalam rangka menindaklanjuti dan mengisi kemitraan komprehensif Indonesia-Jerman khususnya di bidang ekonomi, investasi dan perdagangan, sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Jakarta yang disepakati kepala pemerintahan kedua negara pada kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Indonesia bulan Juli lalu.
Presiden menegaskan kunjungan Presiden Jerman, Christian Wulff di akhir tahun 2011 dan Kanselir Angela Merkel pada bulan Juli 2012 mempunyai makna strategis dalam rangka meningkatkan kerjasama kedua negara dari persahabatan menjadi suatu kemitraan.
Selain itu, lawatan mereka juga dimaksudkan untuk mendorong kemitraan kedua negara, dengan formula 5+3 bidang yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, industri pertahanan, ketahanan pangan, ketahanan energi dan transportasi.
Menurut Presiden SBY, dunia masih berada dalam resesi ekonomi global, termasuk Eropa, dan diperkirakan belum akan berakhir segera.
Masih banyak masalah eknomi yang dihadapi di Eropa, bahkan ada beberapa negara yang mengalami kelambatan karena dampak dari resesi dunia hampir dirasakan oleh seluruh negara.
Menurut Presiden hal itu merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia, yakni bagaimana bisa memelihara dan menjaga dan bahkan meningkatkan pertumbuhan yang spektakuler.
"Dalam dunia yang makin global dan ekonomi yang saling terkait satu sama lain, mau tidak mau 'total diplomacy' dan 'smart foreign policy' sangat diharapkan," katanya.
Presiden juga akan menerima kunjungan kehormatan Menlu Jerman Dr Guido Westerwelle dan anggota HLP Horst Kohler serta menghadiri jamuan malam kenegaraan.