REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Dinamika politik yang terjadi di pusat dinilai tidak akan mempengaruhi elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di daerah. Sehingga PKS Jateng optimis target tiga besar pemilu 2014 bisa diraih.
Hal ini menjadi kesimpulan dari rapat konsolidasi nasional PKS, wilayah dakwah (Wilda) Jatim, Jateng dan Yogyakarta (Jati Jaya), yang digelar di Hotel Pandanaran, Semarang, Sabtu (2/3) kemarin.
"Berdasarkan hasil evaluasi, kita yang berada di Wilda Jati Jaya tetap optimis target tiga besar pemenang pemilu 2014 bisa tercapai," tegas Ketua DPW PKS Jateng, Abdulah Fikri Faqih.
Menurutnya, rapat konsolidasi untuk evaluasi itu diikuti seluruh unsur ketua, wakil ketua, sekertaris umum, bendahara umum, kaderisasi dan ketua bidang pemenangan pemilu-pemilukada (BP3).
Disampaikan Fikri Faqih, berdasarkan laporan dari masing-masing DPW dan daerah pemilihan (Dapil), dinamika politik di tingkat nasional yang dialami PKS memang sangat berpengaruh. "Pengaruh negatif, pasti ada. Apalagi pemberitaan media begitu gencarnya. Tapi pengaruh positifnya ternyata lebih banyak," paparnya.
Dengan kasus yang terjadi di pusat belakangan ini, ternyata menjadikan para tokoh PKS mau datang ke daerah-daerah (bawah) untuk menjelaskan kepada kader di daerah. Hasilnya banyak yang sebelumnya bukan kader, malah banyak yang bergabung dengan PKS.
"Untuk kader sendiri, dengan pemberitaan media yang begitu gencar, ketahanan kader pun menjadi terbentuk juga," imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan Wakil Ketua DPRD Jateng ini, hasil evaluasi dari Jati Jaya ini nanti akan disampaikan pada Mukernas yang direncanakan pada 27-30 Maret mendatang.
Berapa target suara PKS Jateng untuk memenuhi target tiga besar pemenang pemilu? Fikri menyampaikan 1,8 juta suara. Dengan asumsi DPRD Provinsi akan mendapatkan 14 kursi dan DPR RI mendapatkan 12 kursi.
Sementara itu Ketua Bidang Pemenangan Pemilu-Pemilukada (BP3) DPP PKS Jateng, Drs HM Syahfan Badri Sampurno dalam kesempatan yang sama meminta kepada kader PKS tidak terpengaruh permainan politik di pusat. Karena politik itu sifatnya lokal.
Sesuai UU, dalam pemilu yang dipilih adalah figur. Untuk itu PKS harus memapu menampilkan figur yang kredibel di mata rakyat. "Kita juga jangan malu-malu memunculkan figur," katanya.