Sabtu 02 Mar 2013 10:31 WIB

Jokowi: Harus Ada Digitalisasi Karya HB Jassin

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID,CIKINI -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi meninjau Gedung Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu (2/3) pagi. Jokowi mengatakan harus ada digitalisasi untuk semua karya yang ada di gedung tersebut. 

Selain itu, dia mengaku memikirkan perpindahan ke gedung arsip agar lebih representatif. Begitu pula, untuk menjadi bagian proteksi karya sastra yang bernilai. ''Target dua tahun selesai,'' ujarnya, Sabtu.

Untuk itu, koordinasi dengan bagian kearsipan juga dilakukan. Menurutnya, Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Anas Effendi sudah siap. Di antaranya dilakukan perhitungan kebutuhan ruang. Selain itu, dia mengatakan gedung tidak pindah tempat hanya bergeser sehingga tetap berada di TIM.

Dalam kunjungan tersebut, Jokowi melihat tempat penyimpanan kartu katalog. Kemudian, masuk ke ruang biografi. Setelah itu, dia menyempatkan melihat surat kabar tahun 1970-an yang kondisinya tidak tersusun rapi dan sudah usang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan anggaran yang diperlukan untuk Gedung PDS HB Jassin sebesar Rp 1,2 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk perawatan, penambahan koleksi langganan majalah, digitalisasi, maupun entry data. 

Pimpinan Harian PDS HB Jassin Aryani Isnamurti tidak mengira dengan tanggapan Jokowi untuk perbaikan gedung dan arsip di dalamnya. Dia menganggap kedatangan Jokowi sebagai titik terang. ''Subhanallah,'' kata dia yang diucapkan tiga kali saat ditanya tanggapan kunjungan orang nomor satu DKI tersebut.

Dia menilai perhatian Jokowi terhadap dunia sastra dan budaya sangat besar. Karena itu, dia berharap PDS HB Jassin bisa lebih baik. Dia mengaku impian HB Jassin adalah memiliki gedung sendiri. Selain itu dia mengatakan di zaman modern harus ada sistem online sehingga perlu dilakukan digitalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement