REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Even pameran buku seperti Islamic Book Fair (IBF) harus rutin digelar. Mantan menteri pemuda dan olahraga (menpora) Adhyaksa Dault bahkan mengusulkan IBF digelar empat kali setahun.
"Lihat sendiri kan antusiasme masyarakat di sini. Di Jepang itu ada 1000 buku diterbitkan tiap hari. Kalau kita setahun sekali terlambat," ujarnya saat mengunjungi IBF, Jumat (1/2).
Adyaksa mendorong peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih aktif memfasilitasi pameran. "Jangan bergantung pada EO dan sponsorship dong," ungkapnya.
Adyaksa memberikan catatan jika kultur membaca masyarakat masih belum merata. Tingkat pendidikan yang masih banyak di tingkat dasar harus digenjot.
Saat ditanya apakah internet akan mematikan dunia buku, pria berkumis ini optimistis buku masih dicari masyarakat.
"Buku itu sudah kultur. Apalagi dari nubuwah kan dielaskan nanti teknologi itu akan kembali ke peradaban lama. Jadi buku akan survive," katanya.