Kamis 28 Feb 2013 21:46 WIB

Survei NLC: Jika Pilpres Dua Putaran, Prabowo Tetap Unggul

Rep: Ira Sasmita/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto
Foto: Antara
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Bagaimana jika pemilihan presiden dilakukan dua putaran?. Jajak pendapat yang dilakukan National Leadership Center (NLC) bekerja sama dengan lembaga riset internasional Taylor Nelson Sofres (TNS) memperlihatkan figur Prabowo Subianto mengungguli capres lainnya, meski pilpres dilakukan dua putaran.

Presiden Direktur NLC, Taufik Bahaudin mengatakan, responden diberikan beberapa nama berdasarkan elektabilitas tiap capres. Bila empat nama yang meraih elektabilitas tertinggi melaju pada putaran kedua, diperoleh hasil survei yang menempatkan Prabowo sebagai sosok paling banyak dipilih.

Jika Prabowo disandingkan langsung dengan Megawati Soekarnoputri, maka 59 persen responden akan memilih Prabowo. 

Sedangkan Megawati hanya dipilih 28 persen responden. Sebanyak 8 persen menyatakan tidak memilih kedua-duanya, dan sisinya menyatakan tidak tahu.

Kemudian, ketika NLC menyandingkan Prabowo dengan JK secara langsung, Prabowo tetap unggul dengan perolehan suara 57 persen. Sementara JK hanya dipilih oleh 25 persen responden.

Lalu, bila disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie pada putaran kedua, Prabowo menang telak dengan perolehan suara 64 persen responden. Dan Aburizal hanya dipilih 16 persen responden.

Taufik mengakui, sosok Prabowo dipilih responden karena antitesa dari kepemimpinan presiden Indonesia saat ini yakni SBY. Responden bahkan tidak terlalu memedulikan visi dan misi tokoh-tokoh yang akan melaju sebagai capres.

"Prabowo dianggap antitesa Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai tidak tegas. Responden memandang Prabowo lebih tegas," ungkapnya.

Jajak pendapat dilakukan NLC dilaksanakan secara acak pada 2.020 responden di 31 provinsi seluruh Indonesia. Polling dilakukan pada tanggal 14 sampai 19 Januari 2013 dengan tingkat kesalahan yang dapat diterima kurang dari 4 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement