Kamis 28 Feb 2013 21:38 WIB

Warga Bekasi Kecewa Pelayanan Puskesmas

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Djibril Muhammad
Seorang ibu membawa anaknya untuk diperiksa di Puskesmas. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang ibu membawa anaknya untuk diperiksa di Puskesmas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAMBUN UTARA -- Sejumlah warga di Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, lebih memilih berobat di klinik swasta ketimbang di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Karang Satria.

Hal ini lantaran warga tidak puas dengan pelayanan Puskesmas, terutama dengan obat yang diberikan. Rojak, warga RT 02/ 06, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, mengaku lebih memilih berobat di klinik swasta ketimbang berobat ke pusat kesehatan yang disediakan pemerintah.

Padahal sudah ada jaminan dari pemerintah soal pengobatan gratis bagi seluruh anggota masyarakat. Namun, di lapangan, banyak warga yang tetap memilih berobat ke klinik swasta.

"Kalau di Puskesmas, reaksi obatnya lebih lama. Sembuhnya jadi tambah lama," kata Rojak yang sedang mengantarkan anaknya berobat di klinik swasta, Kamis (28/2).

Rojak menceritakan, dirinya pernah berobat ke Puskesmas Karang Satria, namun butuh waktu seminggu untuk bisa sembuh dari penyakit Demam Berdarah. Sedangkan, saat dirinya pergi ke klinik swasta hanya butuh dua sampai tiga hari untuk sembuh.

Salah satu klinik swasta yang berada di Jalan Karang Satria Raya memang telihat penuh dengan pengunjung. Rata-rata warga yang datang berobat adalah warga sekitar Karang Satria.

Hal yang sama juga diakui Rohandi, warga RT 02/ 04 Desa Karang Satria. Menurutnya, pengobatan yang ada di klinik swasta lebih manjur dibanding dengan di Puskesmas. Tidak hanya itu, terkadang diagnosis yang dilakukan petugas medis di Puskesmas tidak akurat dan peralatan pendukung juga kurang lengkap.

Selain itu, dia melanjutkan, obat yang diberikan di Puskesmas terkadang juga cuma sedikit. Jika obat itu habis, dia mesti menebus obat lagi. Alhasil, dia lebih memilih berobat ke klinik swasta.

Dia pun rela walau harus mengeluarkan uang minimal Rp 40 ribu untuk sekali berobat ke klinik swasta. "Nggak apa-apa deh keluar biaya sedikit, asal bisa sehat," ujar Rohandi kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement