REPUBLIKA.CO.ID,SUBANG -- Penerangan jalan umum (PJU) yang berada di wilayah Subang, masih minim. Salah satunya, di seputaran Subang Selatan. Mayoritas warga mengeluhkan kondisi tersebut. Mengingat, minim penerangan bisa berdampak pada tingginya kecelakaan lalu lintas.
Ruslan Efendi (42 tahun), warga Kampung Rawa Badak RT 103/29, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang, mengatakan, salah satu wilayah yang minim penerangan yaitu di Cicenang, Kecamatan Ciater. Padahal, wilayah tersebut dilintasi jalan provinsi penghubung Subang dengan Bandung. Bila malam hari, pengendara yang melintasi kawasan itu harus berhati-hati. Sebab, tak ada penerangan yang memadai.
"Makanya, di kawasan itu sering terjadi kasus kecelakaan," ujar Ruslan, Kamis (28/2).
Sebenarnya, di kawasan itu sudah ada infrastruktur untuk PJU. Namun, PJU tersebut sudah lama tak berfungsi. Bila terus-terusan dibiarkan rusak, khawatir akan menganggu para pengendara. Selain bisa menyebabkan kecelakaan, juga menjadi pemicu tindak kriminalitas.
Dengan kondisi seperti itu, seharusnya pemerintah segera turun tangan. Minimal, PJU yang rusak itu diperbaiki. Adapun, wilayah yang belum ada PJU, bisa dipasang baru. Dengan adanya PJU, minimal para pengendara yang melintasi kawasan itu akan terbantu. Terutama, bila bepergian malam hari.
"PJU ini sangat penting. Mengingat, kawasan Ciater jalannya naik turun serta banyak tikungan," jelas Ruslan.
Sementara itu, Kabid Perumahan dan Pemukiman Dinas Tata Ruang Pemukiman dan Kebersihan (Distarkimsih) Kabupaten Subang, Ferri Afiat membenarkan bila di sejumlah titik masih minim PJU. Termasuk, jalan milik provinsi. Kondisi itu, sebenarnya sudah dilaporkan. Namun, belum ada tanggapan dari pihak provinsi. "Khusus di wilayah selatan Subang (jalur provinsi), ada 68 PJU yang mati total," ujarnya.
Penyebabnya, PJU itu menggunakan sistem arus listrik pararel. Satu panel PJU, berpengaruh terhadap delapan PJU lainnya. Jadi, bila satu PJU mati yang lainnya padam.