REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj menyerukan kepada umat Muslim dan juga anggota DPR-RI untuk menggalang bantuan kepada Azerbaijan dalam penanganan kasus pembantaian di Khojali.
"Umat Islam harus memberi dukungan dan solidaritas sebagai sesama Muslim untuk membantu mengungkap kejahatan pembantaian di Khojali," kata Said Aqil, dalam sambutannya pada acara seminar '21 Commemoration of Khojali Genocide' di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Kamis (28/2).
Menurut Said Aqil saat ini PBNU menggalang dukungan dengan mengumpulkan tandatangan anggota DPR untuk memberi dukungan kepada Azerbaijan.
Ia mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak bereaksi atas adanya pembantaian kemanusiaan di negara tersebut.
Azerbaijan merupakan negara yang 100 persen penduduknya Muslim. Negara kaya raya dengan sumber mineral dan juga sumber daya manusia ini mendapat serangan dari tentara Armenia dan membantai penduduk Khojali.
Secara terpisah Ketua DPR Marzuki Ali mengatakan pembantaian yang dilakukan tentara Armenia terhadap warga Khojali di Azarbaijan harus dipertanggungjawabkan di hukum internasional.
Dikatakan Marzuki genosida bertentangan dengan hukum internasional dan akal sehat manusia dan nilai agama.
"Untuk mencegah pembantain kembali maka proses hukum pelaku kejahatan harus ditegakkan," ujarnya.
Menurut dia, penegakan hukum perlu terus disuarakan di forum-forum interasional. "Bukan tak mungkin tanpa hukum yang tegas maka dipandang masyarakat internasional merupakan kejahatan biasa, dan bisa terulang kembali," katanya.