REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sosok Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) saat ini menjadi sosok populer di mata masyarakat Indonesia, survei berkata lain.
Pooling National Leadership Center (NLC) yang bekerja sama dengan lembaga riset internasional, Taylor Nelson Sofres (TNS) tidak mencantumkan namanya dalam bursa calon presiden.
"Kami sudah bertanya padanya (Joko Widodo) kalau dia sudah memastikan tidak akan mencalonkan diri menjadi presiden," ujar Presiden Direktur NLC, Taufik Bahaudin, saat memaparkan hasil survei, di Jakarta, Kamis (28/2).
Karena itu, NLC hanya mencantumkan 11 nama yang akan disurvei. Nama-nama yang disurvei masih didominasi figur-figur lama dengan elektabilitas tak jauh berbeda dengan hasil jajak pendapat lembaga survei lain.
Jajak pendapat NLC memperlihatkan Prabowo Subianto dengan perolehan suara 35 persen. Kemudian Megawati Soekarnoputri 20 persen, Jusuf Kalla 12 persen, Aburizal Bakrie 7 persen. Ketua Umum Partai Hanura Wiranto memperoleh suara 4 persen, Sri Sultan HBX 4 persen, Dahlan 4 persen, Hatta Rajasa 2 persen, Mahfud MD 2 persen, Ani Yudhoyono 1, dan Sri mulyani 1 persen.
Jajak pendapat dilaksanakan pada 14 sampai 19 Januari 2013, yang dilakukan secara acak pada 2.020 responden yang berasal dari 31 provinsi di Indonesia. Survei ini pula memiliki tingkat kesalahan kurang dari 4 persen.