Selasa 26 Feb 2013 20:52 WIB

Diserang OPT, Produksi Padi Berkurang 20 Persen

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Djibril Muhammad
Petani saat memanen padi (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Petani saat memanen padi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Serangan penyakit blas berdampak besar pada produksi padi di Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, keberadaan organisme pengganggu tanaman (OPT) ini cukup banyak menyerang areal pertanian terutama di selatan Kabupaten Sukabumi.

"Produksi padi berkurang sekitar 15 hingga 20 persen akibat serangan blas," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Kecamatan Surade, Sahlan, kepada Republika, Selasa (26/2).

Penurunan ini dikarenakan serangan blas menyebabkan gagal panen (puso) pada sejumlah areal pertanian. Terlebih, hampir semua areal pertanian terkena serangan blas.

Penyebaran penyakit blas kebanyakan karena media angin. Namun beruntung kata Sahlan, jumlah areal persawahan yang terserang penyakit blas tidak menyebabkan kerusakan dalam jumlah banyak.

Serangan blas mampu ditangani petani dengan melakukan penyemprotan dengan fungisida. Penyebaran penyakit blas, terang Sahlan, salah satunya disebabkan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.

Maraknya serangan OPT juga bisa dikarenakan pola tanam dan pengolahan lahan pertanian yang kurang sempurna. Namun, kepastian mewabahnya penyakit blas masih harus diteliti lebih lanjut.

Di sisi lain Sahlan menambahkan, serangan blas memberikan pelajaran tersendiri bagi para petani. Di antaranya, para petani ke depan bisa membedakan secara benar mana serangan hama atau penyakit pada padi. Sehingga upaya pengendalian yang dilakukan tepat sasaran.

Sahlan menerangkan, rata-rata usia tanaman padi yang terserang blas kurang dari dua bulan. Dampak, serangan baru dirasakan menjelang datangnya masa panen raya yang diperkirakan terjadi di awal Maret nanti. Meskipun, saat ini sudah ada beberapa titik yang sudah menggelar panen.

Petani lainnya di Kecamatan Sukabumi, Dikdik (55 tahun) menambahkan, serangan hama dan penyakit didorong karena faktor cuaca. Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah petani mengalami kerugian akibat tanaman padinya rusak akibat serangan OPT.

Ke depan, ujar Dikdik, para petani berharap peran penyuluh pertanian dalam menghadapi penyakit blas. Sebagian petani belum mengetahui cara penanggulangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement