REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI mendeteksi kekuatan gerakan pengacau keamanan (GPK) di Papua cukup banyak. Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, ada beberapa kekuatan di sana.
Dikatakannya, kekuatan GPK di sana, yaitu kelompok Tabuni, Yambi, militer Murid, dan ada tiga kelompok besar dengan kekuatan 50-100 orang. Kekuatan GPK, kata dia, adalah dengan senjata laras panjang 15-20 pucuk dan golok.
Menurut dia, situasi di Papua tertib sipil sesuai dengan undang-undang, dan sesuai dengan yang disampaikan Presiden SBY, tidak ada peningkatan status. "Tetap tertib sipil. Artinya kejar, buru, dan tangkap. Ditangkap diadili sesuai dengan perbuatan mereka membunuh sekian orang," kata Iskandar, Selasa (26/2).
Pihaknya membantah tujuh TNI yang gugur dalam serangan GPK itu sedang tidur-tiduran. Pada saat penembakan, prajurit sedang berjalan ke bandara untuk mengambil alat komunikasi. Untuk mencegah kejadian itu terulang, Iskandar mengimbau TNI sudah diingatkan jangan lengah.
Untuk anggota sipil, TNI tetap bersama-sama dan tidak akan membalas dendam. "Apa yang terbaik untuk rakyat, terbaik untuk TNI. Semoga Polisi cepat menangkap," ujar Iskandar.