REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan buruh berdemo di depan Mahkamah Agung menuntut tanggung jawab Adidas dan rekanannya. Para buruh yang tergabung di SIBUK (Solidaritas Indonesia Untuk Buruh Kizone) ini menuntut agar hak mereka dipenuhi.
Para buruh yang tadinya merupakan pekerja di perusahaan Kizone, nasibnya terkantung-kantung setelah pemilik perusahaan kabur. Kizone adalah perusahaan produsen pakaian merek-merek terkenal seperti Adidas dan Nike. Perusahaan ini tutup karena bangkrut April 2010 lalu. Karyawannya pun otomatis terbengkalai.
Supiyem, mantan buruh Kizone, menyayangkan sikap mantan bosnya tersebut. "Padahal dia baru, eh tiba-tiba kabur habis bikin bangkrut," keluhnya. Gaji selama tiga bulan tidak dibayar, apalagi pesangonnya.
Pemilik Kizone, Kim Jin Woo, kembali ke negeri asalnya di Korea Selatan setelah Kizone mengalami masalah kontrak dengan Adidas.
Walaupun Adidas memutuskan kontrak dengan Kizone, para buruh ini tetap memproduksi barang untuk Adidas selama tiga bulan. Nunuy, koordinator SIBUK mengatakan, tuntutan dari demo ini menuntut gaji yang tidak terbayarkan.
Buruh pun menginginkan agar Kizone mempertanggung jawabkan nasib mereka yang selama tiga tahun ini tidak jelas. "Efeknya jadi jangka panjang, karena kesulitan ekonomi jadi ada efek psikologis, bahkan ada buruh yang meninggal," ujarnya.