REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Demokrat (PD) tidak ingin berlama-lama mencari pengganti Anas Urbaningrum. Pengurus partai akan menggelar kongres luar biasa (KLB) guna menunjuk ketua umum baru.
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, berdasarkan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai, harus digelar KLB untuk mencari nakhoda baru PD. ''Plt (pelaksana tugas) hanya sementara,'' kata Nurhayati di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (25/2).
Kapan KLB akan digelar, ia mengaku belum mengetahui. Saat ini, yang jelas partai masih prihatin atas penetapan Anas sebagai tersangka. Apalagi, sambungnya, Anas baru mundur dari ketua umum PD sehingga (KLB) tidak harus buru-buru.
Fokus pengurus partai adalah menjaga agar roda organisasi tetap berjalan. Nurhayati menyatakan, gerak partai tetap mengacu pada delapan keputusan penyelamatan Majelis Tinggi dan agenda yang diputuskan pada rapimnas lalu di Jakarta.
Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie mengiyakan pernyataan Nurhayati. Proses penggantian Anas, menurut dia, tidak dilakukan dengan penunjukan langsung oleh Majelis Tinggi PD. AD/ART partai, jelas Marzuki, menyebut pemilihan ketua umum harus melalui kongres, termasuk penggantiannya.
Pascamundurnya Anas dari posisi ketua umum pada Sabtu (23/2), Majelis Tinggi menunjuk empat plt, yakni Wakil Ketua Umum I PD Johnny Allen Marbun, Wakil Ketua Umum II Max Sopacua, Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif Toto Riyanto.
Anas mengumumkan berhenti dari PD sehari setelah KPK menyatakan dia sebagai tersangka pada kasus dugaan korupsi proyek olahraga Hambalang dan proyek lainnya. Anas diduga menerima gratifikasi berupa Toyota Harrier untuk memuluskan proyek senilai Rp 2,5 triliun itu.
Ketua DPP PD Sutan Bhatoegana memperkirakan, KLB akan berlangsung menjelang masa penyerahan daftar calon anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum. KLB belum bisa berjalan saat ini karena internal partai belum solid.
Sejumlah nama pun sudah bermunculan meramaikan persaingan menuju kursi ketua umum, di antaranya Edhie Baskoro atau Ibas, Marzuki Alie, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (KSAD) Pramono Edhie Wibowo, yang merupakan adik kandung Ibu Negara Ani Yudhoyono. "Kalau orang mau menyebut, silakan saja, kan tidak ada yang salah orang nyebut," kata Marzuki menanggapi pencalonannya, kemarin. Saat ini, kata dia, wacana pengganti Anas masih lama dan belum akan dibicarakan dalam waktu dekat.
Mengenai pencalonan Ibas, Marzuki juga menepisnya. Putra SBY itu masih tetap menduduki jabatannya sebagai sekjen. Dia memastikan operasional partai berjalan seperti biasa di bawah pimpinan empat petinggi partai sebagai plt.
Jenderal Pramono juga menampik kabar dia menjadi calon kuat ketua umum PD. "Saya sekarang fokus dulu saja menjadi KSAD. Kalau saya sudah mendua, saya mencederai Angkatan Darat," kata Pramono, kemarin. Dia mengaku tak pernah bicara politik dengan SBY atau Ani Yudhoyono.
Hingga kemarin malam, Anas belum menyerahkan surat pengunduran diri kepada partai. Wakil Sekjen PD Saan Mustopha menjelaskan, Anas mundur sebagai kader dan tidak mesti membuat surat pengunduran. Dia beralasan, Anas sudah menyampaikan hal itu ke publik, tetapi Marzuki tetap menunggu surat resmi dari Anas.
Sejak Ahad (24/2) malam, sejumlah tokoh dan mantan aktivis HMI mendatangi kediaman Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur, di antaranya Akbar Tandjung, Mahfud MD, Yuddy Chrisnandy, Priyo Budi Santoso, hingga mantan ketua BPK Anwar Nasution. Mereka menyampaikan simpati dan dukungan kepada Anas.