Ahad 24 Feb 2013 13:05 WIB

Evakuasi Terlambat, TNI Minta Maaf

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tentara Nasional Indonesia yang dikirim ke Papua/ilustrasi
Foto: SHnews
Tentara Nasional Indonesia yang dikirim ke Papua/ilustrasi

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - -Proses pemulangan tujuh anggota TNI yang gugur akibat penyerangan kelompok bersenjata pada Kamis (24/2) di Papua sudah memasuki tahap akhir.

Para jenazah berhasil dievakuasi dari Sinak, Kabupaten Puncak Jaya dan tiba di Jayapura Ahad (24/2) pagi. Setelah prosesi pelepasan dilakukan, seluruh jenazah akan segera diberangkatkan dari Jayapura, Papua.

Mereka menuju sejumlah alamat  hari ini. TNI pun meminta maaf kepada keluarga korban atas lamanya proses evakuasi.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, jarak waktu antara hari pemulangan dengan saat peristiwa terjadi memang terpaut cukup lama. Menurut dia, hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan.

Cuaca yang sempat ekstrim dan cepat berubah membuat proses evakuasi dari lokasi kejadi, Sinak Kabupaten Puncak Jaya sempat terhambat.

“Namun semua sudah berhasil teratasi. Hari ini cuaca sangat mendukung, pukul 08.55 WIT jenazah anggota sudah sampai di Sentani untuk diberangkatkan ke Jayapura,” ujar dia saat dihubungi Republika Ahad (24/2).

Iskandar berujar, atas tertundanya waktu evakuasi ini, TNI meminta maaf kepada seluruh keluarga korban yang telah menunggu jenazah pasukan gugur ini pulang.

Dia mengatakan, TNI sangat peduli dengan kecemasan keluarga korban yang menunggu kejelasan kepulangan para jenazah. Namun diakuinya, kondisi cuaca di Papua yang amat tak menentu sangat merepotkan pasukan pengevakuasi.

Oleh karena itu,  TNI berjanji akan segera memberangkatkan tujuh pasukannya yang gugur ini ke rumah masing-masing hari ini.

“Untuk keluarga korban dari warga sipil juga kami minta maaf. Cuaca memang sempat menjadi kendala, tapi sekarang sudah mulai bersahabat, semaksimal mungkin kami upayakan semua selesai hari ini,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement