REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Panitia Pengawas Pemilu Kota Bekasi, Jawa Barat, mendapatkan sejumlah dugaan kasus kampanye menyudutkan dengan modus baru menjelang pemungutan suara Pilgub, Ahad besok (24/2). "Ada dua kasus yang kami anggap sebagai modus baru kampanye hitam, karena baru kali ini kita menanganinya," ujar Ketua Panwaslu Kota Bekasi, Yayah Nahdiyah, di Bekasi, Sabtu (23/2).
Dua kasus tersebut adalah undangan fiktif Tim Relawan Biru, serta penemuan 24 lembar spanduk yang memajang foto mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq dan Ahmad Heryawan. Dalam kasus undangan fiktif Relawan Biru, kata dia, terjadi pada Jumat (22/2) yang diduga untuk menyerang pasangan nomor urut 3 yakni Dede Yusuf-Lex Laksamana. "Pada saat itu beredar undangan fiktif yang menyebutkan seolah-olah Dede Yusuf-Lex Laksamana akan hadir dalam sebuah acara di Hotel Horizon hari ini," ujarnya.
Menurut dia, tim sukses Dede-Lex merasa dirugikan dengan peristiwa itu karena terkesan menggelar kampanye Pilgub di masa tenang yang mengatasnamakan Relawan Biru yang merupakan tim sukses mereka. "Kami juga mencatat adanya sejumlah korban dari kasus ini karena mereka tertipu datang ke lokasi undangan yakni ruang Tangkuban Perahu Hotel Horizon Kota Bekasi, namun ruangan tersebut kosong," katanya.
Panwaslu juga memperoleh sejumlah bukti berupa kertas undangan yang ditandatangani salah satu kader Demokrat atas nama Irvan Suryanegara dan karangan bunga ucapan selamat datang Dede-Lex. "Irvan sendiri tidak pernah merasa menandatangani undangan tersebut," katanya.
Adapun dalam dugaan kasus spanduk yang memuat foto Luthfi-Aher, kata dia, terjadi pada Sabtu dini hari (23/2) di Perumahan Dosen IKIP Jatibening, Pondokgede. "Pihak yang merasa dirugikan dari kasus ini adalah tim sukses pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar karena mereka merasa tidak pernah menginstruksikan pemasangan spanduk tersebut," katanya.
Menurut dia, pemasangan spanduk tersebut terkesan menggiring opini masyarakat untuk mengkait-kaitkan dugaan kasus impor sapi yang menjerat Luthfi sebagai tersangka dengan kandidat Aher-Demiz. "Namun kami bekerja berdasarkan fakta. Sampai saat ini kami belum tahu apa motifasi pelaku menyebarkan spanduk ini," katanya.