Sabtu 23 Feb 2013 10:36 WIB

Perlintasan Banjir, Puluhan KA di Semarang Terlambat

Kondisi genangan air yang merendam rel kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Bilal Ramadhan
Kondisi genangan air yang merendam rel kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Puluhan kereta api tertunda perjalanannya akibat banjir yang menggenang perlintasan di Semarang, tepatnya lintasan KM 0-600 antara Stasiun Tawang dan Stasiun Alastua Semarang.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang Surono di Semarang, Sabtu (23/2), mengatakan bahwa ketinggian air di perlintasan Muktiharjo Semarang akibat hujan deras sejak Jumat (22/2) malam mencapai 12 sentimeter.

Puluhan KA yang tertunda perjalanannya akibat perlintasan banjir, yakni dari barat sebanyak 13 KA penumpang dan delapan KA barang, sementara dari timur sebanyak empat KA penumpang dan delapan KA barang.

Ia menjelaskan bahwa ketinggian air di perlintasan KA ditoleransi maksimal 10 sentimeter di atas rel dan masih bisa dilewati. Akan tetapi, jika sudah lebih dari ketinggian itu, praktis tidak bisa dilintasi KA karena akan membahayakan.

Menurut dia, KA dengan lokomotif biasa memang tidak bisa melewati lintasan KA tersebut, dan sebagai solusinya ditarik menggunakan kereta rel diesel (KRD) secara bergantian sampai di Stasiun Poncol dan Stasiun Alastua Semarang.

Setiap KA ditarik secara bergantian menggunakan lokomotif KRD dari timur menuju Stasiun Poncol, sementara KA dari barat ditarik menggunakan lokomotif KRD yang sama menuju Stasiun Alastua Semarang.

"Kami menggunakan lokomotif KRD yang biasa untuk menarik rangkaian KA Blora Jaya. Sebagai konsekuensinya, KA Blora Jaya praktis tidak kami operasikan saat ini karena lokomotifnya digunakan menarik KA lainnya," katanya.

Berdasarkan laporan petugas di lapangan, Surono menyebutkan ketinggian air di perlintasan kawasan Muktiharjo sebelumnya mencapai 16 cm, tetapi sudah berangsur turun dan pada hari Sabtu pukul 09.00 mencapai 12 cm.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement