Kamis 21 Feb 2013 22:40 WIB

Dompet Dhuafa Galakkan Rumah Sakit Nonprofit

Rep: Ilhami Rizqi Ashya/ Red: Djibril Muhammad
Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa kasus kesehatan yang melibatkan kaum papa mendapat perhatian dari banyak pihak. Tak terkecuali Dompet Dhuafa (DD) yang sejak 2001 telah mendirikan klinik cuma-cuma bagi warga miskin. 

Makin banyaknya kasus pasien ditolak karena kurangnya dana menjadi alasan DD mensosialisasikan RS tak berbayar (Non-Profit). Terakhir kasus bayi Dera yang banyak ditolak Rumah Sakit karena penuh, hingga akhirnya meninggal sebelum mendapat tindakan medis yang layak. 

Kasus ini seakan menjadi cermin kenyataan hidup di Indonesia. Yang kaya yang dilayani seakan menjadi paten di negara ini. Menurut penelitian, hingga akhir 2012 ada satu juta warga tidak mampu yang meninggal karena tidak mampu berobat.

Dengan harapan mengurangi jumlah tersebut DD menyelenggarakan seminar Pengembangan Non-profit Hospital di Asia Tenggara.

Seminar yang diadakan di Twin Plaza Jakarta Barat Kamis (21/2) ini dihadiri beberapa direktur RS, instansi kesehatan dan Dinkes Provinsi. DD sendiri telah memiliki RS non-profit bernama RS Rumah Sehat Terpadu (RST).

Menurut dr.Ahmad Taher, narasumber yang berasal dari Kemenkes, saat ini dari 819 RS di Indonesia, ada 728 RS yang non-profit. Namun belum sepenuhnya gratis, hanya bayarannya yang dikurangi. Setelah dari seminar ini, diharapkan banyak RS yang tertarik menjadi full non-profit. Karena biayanya sendiri berasal dari donatur. 

Masih banyaknya kaum dhuafa di Indonesia menjadikan pelayanam tak berbayar menjadi suatu keharusan. Direktur RST, Yahmin Setiawan mengatakan banyak orang kaya di Indonesia yang juga bersedia berbagi.

"Karena itu seminar ini menginformasikan tentang RS non-profit. Darimana mendapat dana, bagaimana menjalankannya, RST dapat dicontoh" ujarnya. 

RST merupakan RS pertama di Indonesia yang biaya perawatannya full cuma-cuma. Hafiza Elfira, ketua pelaksana acara ini berharap setelah acara ini selesai RS di Indonesia makin banyak yang menggunakan sistem non-profit. "Untuk kaum dhuafa saja, agar tidak ada lagi yang kasus pasien ditolak" kata Fiza. 

Karena dari sekitar 100 orang yang hadir, 70 persennya berasal dari rumah sakit di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement