REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hary Tanoesoedibjo dua kali melakukan pertemuan dengan Wiranto sebelum akhirnya memutuskan masuk ke Partai Hanura. Yakni, sekitar 20 Januari dan 10 Februari.
"Hary mengaku ada perbedaan pandangan di Nasdem saat itu," kata Ketua DPP Partai Hanura Syarifuddin Sudding di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/2).
Ia mengaku memberitah Hary kalau partai politik memang selalu perbedaan kepentingan. Sudding bahkan mengklaim memberikan waktu untuk Hary berpikir sebelum memutuskan masuk Hanura.
"Pak Hary tertarik masuk Hanura karena di Hanura tidak pernah ada friksi dari daerah sampai pusat," tambah anggota Komisi III DPR tersebut.
Hanura, lanjutnya, sampai saat ini masih menjadi partai bersih. Ini karena belum ada kader partai yang terkuak terlibat dalam kasus korupsi.
Selain itu, tambah dia, Hary juga tertarik dengan visi misi Hanura yang disampaikan oleh Wiranto selaku ketua umum partai. Wiranto pun, ujar dia, sangat senang saat mengetahui mantan Hary Tanoesoedibjo masuk Hanura.
Meski pun begitu ia mengaku kaget ketika masuk ke Hanura Hary ternyata membawa gerbongnya. Ini semua di luar prediksinya. "Kami tak pernah memprediksi ini akan terjadi," papar dia.