REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Badan Advokasi Hukum (BAHU) Partai Nasdem, Effendi Syahputra membeberkan alasannya mundur dari partai bentukan Surya Paloh tersebut.
Sebagai loyalis Surya Paloh, ia sebenarnya sangat berharap komposisi pengurus harian diisi dengan kader loyal yang ikut berjuang mendirikan partai yang mengusung misi restorasi Indonesia itu.
Sayangnya, nama yang terpilih sebagai ketua DPP kebanyakan tidak menghargai prinsip keadilan dan penghargaan karena banyak mengakomodasi kader baru.
"Kami kecewa dengan 'reward system' yang diterapkan Partai Nasdem. Kalau ada yang ikut mundur bersama, itu karena ketidakadilan tak ditegakkan di partai," kata Effendi.
Effendi berpendapat orang-orang baru yang menjadi kepengurusan DPP Partai NasDem tidak memiliki akar historis dengan Partai NasDem. Pengurus baru dipilih karena faktor ketenaran, kedekatan dengan pimpinan partai, sementara kader yang sudah bekerja keras dan berkorban 'darah' membangun partai dari nol tidak diapresiasi.
Ditegaskan Effendi pengunduran dirinya tidak terkait dengan gerbong Hary Tanoesoedibjo, sehingga pihaknya tidak berencana mengikuti langkah Hary yang berlabuh ke Partai Hanura.
"Kita advokat profesional dan memastikan tidak akan mengikuti ormas milik Hary Tanoe. Tapi kalau ke depan ada pembicaraan, itu soal lain," kata Effendi menegaskan.