REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi makin langka di Batam setelah stok solar dan premium pada sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai menipis. Kalau pun ada stok, antrean kendaraan mengular.
Pantauan di SPBU sekitar Bandara Internasional Hang Nadim Lama, Selasa (19/2), antrean motor terlihat hingga ratusan meter. Antrean BBM bersubsidi terutama jenis solar di SPBU Kurnia Djaya Alam (KDA) mengular pada arah kiri dan kanan jalan, hingga menyebabkan macet.
Sementara di SPBU Kapital Raya, sudah tidak lagi memiliki persediaan solar dan premium sejak Senin (18/2) malam. Petugas memasang pengumuman pada pintu masuk bertuliskan "premium dan solar habis".
Hal serupa juga nampak pada SPBU yang berada tepat disamping kantor PT Pertamina Wilayah Kepulauan Riau di Batam Centre. Solar bersubsidi dan premium juga habis. "Belum ada kiriman dari Pertamina. Solar dan premium habis," kata seorang pertugas Nurrohim.
Ardi, seorang pengemudi truk pengangkut minuman mineral, mengatakan sudah keliling empat SPBU namun belum mendapatkan solar. "Sejak sekitar pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 09.00 WIB saya sudah keliling-keliling mencari solar, tapi semua SPBU yang saya datangi tidak memiliki persediaan solar," kata dia.
Ia mengatakan, kelangkaan solar yang terjadi di Batam sejak beberapa bulan terakhir mengakibatkan kegiatannya terganggu. "Waktu habis untuk puter-puter mencari solar," tambah Ardi.
Yuliana, seorang pekerja di Kawasan Industri Mukakuning mengatakan sering telat karena sulit mendapatkan premium untuk motornya. "Mau nggak mau harus antre untuk mendapatkan premium. Mau naik angkutan umum pun juga percuma, banyak yang tidak mendapatkan solar," kata dia.