REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie yakin kekhawatiran publik terhadap kinerja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden tidak akan terbukti.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) baru-baru ini merilis sebanyak 68,42 persen publik merasa khawatir dengan komitmen SBY dalam menjalankan tugas di sisa masa pemerintahannya. Alasannya, karena SBY lebih fokus mengurus Partai Demokrat ketimbang menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. Apalagi penyelamatan partai berlambang mercy itu dikendalikan oleh majelis tinggi partai yang diketuai SBY.
"Khawatir boleh saja, faktanya nanti tidak demikian. SBY kan sudah janji bahwa mengurusi partai itu di luar tugas kenegaraan," kata Marzuki di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/2).
Lagipula, lanjut Marzuki, komitmen Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) untuk lebih fokus di partai dengan meninggalkan jabatannya di DPR telah melegakan SBY. Dengan begitu, SBY tidak akan terlalu khawatir karena sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ibas akan berkosentrasi penuh mengurus Demokrat. Sehingga, SBY hanya akan mengawasi kebijakan-kebijakan strategis partai tanpa ikut campur persoalan teknis.
"Kalau mengurus partai kan di luar jam tugas kenegaraan juga," ungkap Ketua DPR itu.
Situasi partai yang disebut Marzuki semakin kondusif pascarapimnas kemarin, juga telah menciptakan kelegaan bagi SBY. Usai rapimnas, menurutnya majelis tinggi akan berkosentrasi dalam merealisasikan pakta integritas, salah satunya melalui restrukturisasi kader-kader Demokrat di parlemen dan DPP. K
ader yang dikhawatirkan memiliki catatan kurang baik, apalagi diduga tersangkut korupsi akan diamankan. Namun, Marzuki belum bisa memastikan kapan perubahan posisi itu akan dilakukan.
"Nanti, tunggu rapat. Bukan keputusan Marzuki Alie, itu keputusan majelis tinggi," ujarnya.
Permintaan majelis tinggi partai, lanjut Marzuki, semua unsur partai dibersihkan. Kader Demokrat di parlemen yang terbukti terlibat korupsi akan segera dilakukan perganti antar waktu (PAW).
"Pokoknya majelis tinggi mau semuanya dibersihkan, tidak hanya satu dua orang saja," tambahnya.