REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sekitar 1.700 warga Manado, Sulawesi Utara, mengungsi ke bangunan milik pemerintah dan kerabat dekat akibat banjir dan longsor yang terjadi sejak Sabtu (16/2) lalu.
"Hujan memang mengguyur hampir seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Utara. Warga mulai diungsikan sejak Sabtu karena permukimannya rawan longsor dan sudah terendam banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung, di Manado, Senin (18/2).
Dia menambahkan, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kota Manado, sepenuhnya sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI serta Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo H Sarundajang.
Makarawung menjelaskan lokasi-lokasi yang terkena banjir di yaitu Kelurahan Pal Dua, Komo Luar, Tikala Ares, Sario Utara, Bailang, Mahawu, Karame, Tanjung Batu dan Bunaken. Sedangkan lokasi longsor terjadi di Kelurahan Pal II, Tingkulu, Karame, Singkil, Kombos dan Winangun Atas.
Dampak akibat banjir dan longsor kata Makarawung, sebanyak 14 warga meninggal, delapan rumah rusak, 12 kendaraan rusak. Dia menambahkan, berdasarkan instruksi gubernur pemerintah provinsi telah melakukan rapat koordinasi yang dipimpin wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Djouhari Kansil, serta melakukan peninjauan lokasi bencana.
Pemerintah provinsi, kata dia, telah memberikan bantuan makanan siap saji, matras, selimut, air mineral, tenda, perahu karet, serta bantuan lainnya dari instansi terkait dari TNI/POLRI, swasta serta masyarakat.
Berkaitan dengan bencana banjir dan longsor, Makarawung menambahkan akan ada tim kaji cepat BNPB yang akan turun ke Manado pada Senin (18/2).
"Kami tetap berharap warga waspada dan menjauhi lokasi-lokasi rawan banjir dan longsor. Jangan dulu bermukim di kawasan bebukitan atau sekitar daerah aliran sungai," katanya.