REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Keberadaan kantin sehat sekolah dinilai masih belum memenuhi kebutuhan, karena kurangnya pemahaman dari pengelola tentang makanan sehat dan aman bagi anak didik.
Penilaian itu terungkap dalam seminar Kantin Sehat Sekolah Ajinomoto-IPB Nutrition Program (AINP) yang diselenggarakan oleh Departemen Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
"Kita semua tahu kantin sehat ini penting untuk anak-anak menyediakan jajanan sehat dan aman. Tapi standar jajanan sehat khususnya untuk anak sekolah dasar itu seperti apa kita belum tahu," kata Ani, guru PAUD dari Desa Babakan, salah satu peserta seminar.
Ani menjelaskan, banyak anak menyukai jajanan di luar yang memiliki daya tarik warna dan rasa, tapi justru belum tentu aman dan terjamin kualitas bahannya. "Bagaimana caranya kita untuk menyajikan makanan sehat dan aman yang bisa menarik minat anak-anak," ujarnya.
Pertanyaan lainnya datang dari Ratna, guru SD Palasari yang mempertanyakan cara bagaimana mengajak anak-anak untuk mau berbelanja di kantin sehat yang sudah disediakan di sekolah.
"Sudah ada kantin sehat, tapi anak-anak masih tertarik belanja di luar sekolah, jadi bagaimana agar anak mau berbelanja di kantin sekolah," katanya.
Sementara itu, keberadaan kantin sehat menjadi dilema bagi sekolah, salah satunya dialami oleh Anshori guru dari SDN Situ Gede, yang kebingungan untuk melarang pedagang berjualan di sekolah.
"Bagaimana cara membina pedagang di sekolah, karena setiap dilarang berjualan, pedagang menjawab kata-kata yang bikin sakit hati" kata Anshori menceritakan pengalamannya.
Bagi Anshori, keberadaan kantin sekolah menjadi dilematis oleh pihaknya, di satu sisi sekolah mengajak anak makan di kantin, tetapi di sisi lain pedagang masih berjual makanan yang belum terjamin kualitas, sehat, dan higienisnya.
Menanggapi hal tersebut, Ahli Gizi IPB, Prof Handisyah Ms menjelaskan, keberadaan kantin sehat bukan untuk melarang pedagang berjualan di sekolah.
"Program kantin sehat bukan melarang orang lain berjualan, tapi bagaimana mengajak pedagang untuk berjualan yang baik dan sehat," ujarnya.
Menurut Handisyah, perlu duduk bersama antara pedagang dan sekolah untuk bisa berkomitmen menyediakan makanan yang sehat dan aman.
"Di sini diperlukan komunikasi intensif dari sekolah, untuk menyosialisasikan keberadaan kantin sehat, bukan melarang pedagang berjualan, tapi salah satu syaratnya bagaimana keberadaan kantin sekolah dalam mengakomodir pedagang yang ada," katanya.
Seminar Kantin Sehat Ajinomoto-IPB Nutrition Program dihadiri sekitar 50 orang peserta yang terdiri atas kepala sekolah, guru, dan komite dari 10 sekolah yang ada di lingkar Kampus IPB.
Acara seminar yang mengangkat tema "Kantin Sehat sebagai Media Pembentukan Anak Sehat dan Berprestasi" itu mendapat perhatian penuh dari peserta, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diutarakan oleh peserta.
Ketua Panitia Pelaksana Seminar Kantin Sehat (AINP), Anna Vipta menyebutkan, seminar tersebut merupakan bagian dari program AINP di Bogor yakni pembinaan Kantin Sehat.
"Tujuan seminar ini bagaimana menumbuhkan kesadaran sekolah akan pentingnya keberadaan kantin sehat dan menghindari anak-anak dari makanan yang mengandung bahan berbahaya," katanya.