REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Produk kerajinan yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan semakin diminati di pasaran Eropa.
Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia, Amir Panzuri, Ahad (17/2) mengatakan, meski masih mengalami krisi finansial, Eropa lebih mengutamakan kerajinan berbahan ramah lingkungan sebagai antisipasi pemanasan global.
"Krisis finansial memang masih terasa terhadap serapan ekspor ke Eropa, namun sensitivitas terhadap produk-produk yang tak berpihak terhadap kelestarian lingkungan juga masih kuat," katanya.
Menanggapi hal itu, kata dia, hingga saat ini Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia (Apikri) selalu mengutamakan produksi kerajinan berbahan baku alam semacam pandan, debog, dan mendong untuk diekspor ke Eropa.
Selain ramah lingkungan, kata dia, konsumen di Eropa juga lebih memilih kerajinan rumahan dengan bahan baku yang pembudidayaannya cepat tumbuh.
Hal-hal ini melahirkan kesempatan bagi perajin Indonesia untuk menggencarkan produksi kerajinan berbahan baku ramah lingkungan sebagai negara yang memiliki banyak persediaan bahan-bahan baku alam potensial.
Namun, menurut Amir, kepedulian para perajin dalam hal peremajaan bahan baku alam juga harus ditumbuhkan kembali mengingat gejala kelangkaan bahan baku sudah mulai terjadi akhir-akhir ini.
"Sudah semestinya menjadi kewajiban para perajin untuk melakukan peremajaan bukan hanya memikirkan faktor keuntungannya saja," katanya.