Ahad 17 Feb 2013 11:03 WIB

Hama Wereng Intai Padi di Banyumas

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Fernan Rahadi
Wereng coklat
Foto: courtessy of saungurip.blogspot.com
Wereng coklat

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Setelah lama tidak muncul, hama wereng mulai muncul di wilayah Banyumas. Di Desa Karangtalun Lor Kecamatan Purwojati, seluas 4 hektar tanaman padi berusia dua bulan, terserang hama wereng.

''Kami sedang berusaha mengatasi hama ini agar tidak makin meluas,'' kata aktivis pendamping petani Kabupaten Banyumas, Kukuh Rasiyanto, Ahad (17/6).

Daryo (42), petani warga setempat menuturkan, serangan hama wereng ini mulai terlihat sejak dua pekan lalu. Tanaman padi yang mulai berbunga, tiba-tiba saja daun dan batangnya mulai menguning.

''Setelah kami perhatikan, kami menduga tanaman kami ini terserang hama wereng. Karena itu, bersama beberapa petani dan aktivis yang peduli dengan masalah pertanian, mengambil upaya langkah antisipasi dengan penyemprotan massal,'' jelasnya.

Kukuh menjelaskan, bila terlambat ditangani hama wereng ini sangat sulit diatasi. Selain itu, penyebarannya juga bisa sangat cepat, terlebih bila dalam kondisi cuaca banyak angin seperti sekarang. Kalau dibiarkan, bisa-bisa sawah yang seharusnya sebentar lagi panen, bisa tidak jadi panen. ''Karena itu, begitu mendapat informasi ada sawah yang terkena wereng, kami bergerak cepat mengorganisir petani untuk melakukan penyemprotan,'' ka tanya.

Berdasarkan data Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Banyumas, pada Januari 2013 sebelumnya tidak tercatat adanya hama wereng yang menyerang tanaman padi di Kabupaten Bannyumas. Bahkan di tiga kabupaten lainnya, seperti  Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, dan Purbalingga, juga tidak dilaporkan adanya hama wereng.

''Adanya serangan hama wereng di Desa Karangtalun ini, memang baru terjadi awal Februari 2013 ini. Pada Januari, kita juga tidak mendapat laporan adanya serangan wereng,'' kata Kukuh.

Berdasarkan data laporan LPHP, hama yang mendominasi tanaman padi di Kabupaten Banyumas pada Januari 2013 lalu, terdiri dari hama tikus, blast, dan hawar daun bakteri. Hama tikus pada Jannurai 2013, tercatat menyerang di areal sawah seluas 223 hektare. Hama ini menyebabkan lahan seluas 2 hektare mengalami puso, 22 hektar rusak berat, 45 hektare rusak sedang dan 154 hektar mengalami rusak ringan.

Sedangkan hama blast, secara keseluruhan menyerang lahan sawah seluas 302 hektar. Dari luas areal sawah yang terserang tersebut, sebanyak 11 hektare mengalami puso, 133 hektar rusak sedang, dan 158 hektare rusak ringan. Untuk hama Hawar Daun, menyerang lahan seluas 374 hektare. Sebanyak 11 hektare mengalami rusak berat, 57 hektare rusak sedang, dan 306 hektar rusak ringan.

Di Kabupaten Banjarnegara, hama padi tidak tercatat sampai membuat puso. Hama tikus menyerang lahan seluas 130 hektar baik di lahan padi sawah maupun gogo, hama penggerek batang menyerang lahan 95 hektare, hama blast menyerah lahan seluas 66 hektare, dan hawar daun menyerang lahan padi seluas 45 hektare.

Demikian juga di Kabupaten Cilacap, serangan hama padi tidak sampai menyebabkan ada tanaman padi yang mengalami puso. Serangan hama tikus, penggerek batang, hama putih,  dan hawar daun, memang menyerang lahan sawah dan gogo seluas ratusan hektare. Namun kerusakan yang ditimbulkan, masih dalam kategori ringan

Sedangkan di Kabupaten Purbalingga, hama tikus sempat menyebabkan lahan sawah seluas 2 hektare mengalami puso. Namun serangan hama lainnya, seperti hama penggerek batang, walang sangit dan hawar daun, hanya menyebabkan kerusakan ringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement