REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kemacetan kini kerap terjadi di Palembang. Diperkirakan dalam enam tahun mendatang kemacetan akan menghiasi jalan-jalan ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin di hadapan para peserta rapat kerja PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) setempat, Sabtu (16/2) mengatakan, "tahun 2019 Palembang dipastikan macet total. Masalah kemacetan ini harus segeranya diantisipasi. Solusinya adalah dengan membangun monorel."
Untuk mengantisipasi kemacetan tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel telah bergerak cepat. Menurut Alex Noerdin, "sebelum kemacetan parah terjadi di Palembang, kita akan atasi dengan pembangunan monorel yang akan dibangun sebanyak empat koridor sehingga kemacetan akan bisa diatasi."
Alex Noerdin menegaskan, "empat tahun lagi monorel akan segera beroperasi di Palembang. Mungkin banyak yang pesimis, tapi kami akan tetap optimis seperti saat pembangunan Venues SEA Games 2011 walau banyak yang pesimis, ternyata kita berhasil dan menjadi penyelenggara Sea Games terbaik."
Sebelumnya pada akhir Januari 2013, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Omar S Anwar Direktur Utama perusahaan True North Bridge (TNB) Capital untuk pembangunan jaringan monorail di kota Palembang.
Proyek monorail ini membutuhkan dana sebesar 20 juta dolar AS. Nantinya, akan memiliki layanan empat koridor. Untuk tahap awal, akan dibangun koridor 1 dengan jalur Bandara SMB II sampai Masjid Agung sepanjang 15 kilometer.
Kemudian, dilanjutkan pembangunan koridor 2 dengan jalur Masjid Agung sampai Jakabaring. Untuk pembangunan monorail yang direncanakan membutuhkan waktu empat tahun, Gubernur Alex Noerdin meminta TNB Capital untuk mempercepat pembangunan monorail di Palembang.
Koridor 1 dapat selesai dalam waktu dua tahun. "Kalau empat tahun untuk membangun koridor 1, terlalu lama. Saya minta dikerjakan dua tahun,” katanya.