Kamis 14 Feb 2013 16:53 WIB

Kapal Laut Jepang Dibajak, Polri Beraksi

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Polisi Air (ilustrasi)
Polisi Air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal laut asal Jepang dibajak oleh kelompok perompak di Perairan Natuna, Kepulauan Riau Indonesia pada Kamis (14/2).

Kapal MV. Java Maru yang bermuatan hasil tambang ini dirompak saat hendak kembali ke Jepang dari Australia.

Java Maru dibajak oleh sebuah kapal kecil yang beranggotakan delapan orang didalamnya. Para awak di kapal berwarna hitam pekat tanpa tiang itu membekali dirinya dengan senjata tajam dan api.

Tak mampu mengelak dari hadangan perompak, kapten kapal terpaksa menuruti permintaan para pembajak.

Kapal yang hendak melaju melintasi Perairan Cina Selatan diubah arahnya oleh para pembajak. Dibawah ancaman perompak, kapal kemudian digiring ke arah pulau Batam.

Beruntung, si pemilik kapal yanga ada di lokasi sempat mengirimkan sinyal SOS pada Japan Coast Guard (JCG).

JCG yang merupakan satuan pengamanan laut asal Jepang kemudian merespon hal ini. Sadar wilayah yang menjadi lokasi perompakan ada di Indonesia, mereka kemudian mengontak Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Polri dan Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) langsung terjun ke lokasi dimana bertepatan di sana sedang berlayar kapal milik Direktorat Polisi Air (Dirpolair) Polri.

Kapal milik Polair, Baladewa 8002 yang berada di lokasi langsung mengerahkan pasukan. Tiga Sea Rider (kapal motor penjelajah) dan satu Helikopter Super Puma disebar untuk mencari kapal perampok.

Tak lama, Java Maru dan kapal pembajaknya berhasil ditemukan oleh tim pencari. Seketika penggerebekan pun dilakukan. Pasukan JCG yang juga sedang berada di Singapura bertemu dengan Dir Polair dan bersama mengejar pambajak.

Merasa diri semakin terdesak, para pembajak menyandera enam ABK dan kabur ke arah Batam.

Tak disangka, para pembajak yang panik kemudian melemparkan satu persatu sandera ke lautan. Beruntung, polisi air dan JCG berhasil menyelamatkan para sandera yang dilempar.

Tak hanya itu, selang beberapa saat, para peompak mampu diamankan setelah sempat melakukan perlawanan dengan kontak senjata.

"Ini latihan. Bentuk jalinan kerjasama kami dengan Jepang," ujar Direktur Pol Air Polri Brigjen Iman Budi Supeno di atas kapal Baladewa saat mengahadiri latihan Polri-JCG di laut Jawa Kamis (14/2).

Seperti yang dikatakan Imam, kejadian pembajakan ini hanyalah rekayasa. Drama perompakan ini sengaja dilakukan Polri yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang.

Dikatakan Imam, rangkaian adegan perompakan ini dilakukan sebagai simulasi kegiatan pengaman di perairan Indonesia.

Dalam latihannya ini, Polri menggandeng JGC sebagai salah satu pasukan pengamanan terbaik di Asia Pasifik.

"Kami ingin mendapat pengalaman dari JCG. Kebetulan, tren kriminal perompakan di Indonesia jarang terjadi, sehingga praktek simulasi ini dapat memperkuat Dir Polair," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement