Selasa 12 Feb 2013 23:51 WIB

Prabowo Ungguli Kapabilitas Capres Tokoh Militer

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto
Foto: Antara
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan Komandan Jenderal Kopassus Prabowo Subianto mengungguli kategori kapabilitas calon presiden dari tokoh militer, demikian hasil survei "Pendapat Intelektual Muda" dari Kelompok Kajian Pembangunan Sosial Politik Indonesia (KKPSPI).

"Prabowo menempati tempat tertinggi dalam kategori kapabilitas yang dinilai dari pencapaian di bidang akademik dan militer, penanganan permasalahan bangsa, dan memiliki memiliki kualifikasi khusus," kata Sekretaris KKPSPI Nayawan Persada dalam diskusi bertajuk "Presentasi Hasil Survei 'Young Intellectual Opinion': Preferensi Politik Mahasiswa di Tujuh Kota Besar di Indonesia mengenai Tokoh Militer Menjelang 2014" di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Selasa.

Selan itu, Nayawan menyebutkan kategori tersebut juga dinilai dari memiliki kemampuan diplomasi dan negosiasi serta banyaknya pendidikan dan pelatihan yang diikuti.

Berdasarkan hasil survei tersebut kategori kapabilitas, Prabowo meraih 23.100 suara dengan nilai 16,5

"Jika dibandingkan dengan sembilan tokoh militer lainnya, Prabowo hanya menempati urutan kelima elektabilitas capres 2014," katanya.

Dia menyebutkan Prabowo meraih 92.120 suara dengan 65,8 nilai dalam elektabilitas capres dari tokoh militer di bawah Letjen TNI Purnawirawan Sutiyoso, Marsekal TNI Purn. Djoko Suyanto, Jenderal TNI Purn. Wiranto, dan Jenderal TNI Purn. Endriartono Sutarto.

Sementara itu, Sutoyoso menempati urutan pertama dengan perolehan 112,280 suara dengan nilai 80,2 diikuti dengan Djoko Suyanto 107.100 suara dan nilai 76,5, Wiranto 103.320 suara dan nilai 73.8, serta Endriartono Sutarto dengan 93.940 suara dan nilai 67,1 persen.

Menurut Nayawan, figur militer tersebut masih diidentikan dengan sifat yang tegas, berani, dan berwibawa.

"Dari sekian banyak mantan perwira tinggi militer baik yang sudah mendeklarasikan diri maupun yang belum, ada yang layak untuk dicalonkan ada pula yang sebenarnya kurang layak dicalonkan menjadi RI 1 pada tahun 2014," katanya.

Oleh karena itu, dia berpendapat masyarakat perlu diberi pengetahuan dan pencerahan mengenai latar belakang masing-masing tokoh mantan perwira tinggi militer agar dapat menilai rekam jejak masing-masing tokoh dan tidak salah memilih.

"Jangan sampai pemimpin-pemimpin yang terpilih akan membawa Indonesia ke jurang kehancuran yang lebih dalam lagi," katanya.

Survei tersebut dilaksanakan di kota besar di tujuh provinsi, meliputi Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.

Sebanyak 200 responden mahasiswa universitas negeri terlibat dalam survei tersebut.

"Dipilih mahasiswa karena merupakan salah satu kelompok agen perubahan sosial yang memiliki kemampuan intelektual tinggi," katanya.

Hadir dalam diskusi tersebut budayawan yang juga mantan Pemimpin Umum LKBN Antara periode Kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) Mohammad Sobari, Pengamat Politik LIPI Ikrar Nusa Bakti, serta tokoh lain dan mahasiswa dari berbagai universitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement