Senin 11 Feb 2013 22:17 WIB

Transportasi Air Marunda Diresmikan 14 Februari

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
 Keluarga korban banjir Muara Baru Penjaringan yang menempati Rusun Marunda di Jakarta Utara, Selasa (29/1).  (Republika/Agung Fatma Putra)
Keluarga korban banjir Muara Baru Penjaringan yang menempati Rusun Marunda di Jakarta Utara, Selasa (29/1). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transportasi air untuk warga di Rusunawa Marunda akan diresmikan pada 14 Februari mendatang. "Kapal sudah ada tinggal bagaimana masyarakat merubah perjalanan," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, (11/2).

Pristono mengatakan dermaga untuk transportasi air tersebut telah disediakan di Kanal Banjir Timur (KBT) supaya airnya tenang. Sehingga, sedikit melewati KBT baru masuk ke laut. 

Dermaga tersebut terletak di dekat Rusunawa Marunda. Sehingga, masyarakat mempunyai pilihan untuk melalui jalan laut atau darat. Sebab, rata-rata penghuni Rusunawa adalah warga yang awalnya pengungsi banjir Muara Baru.  

Sedangkan, kapal yang disediakan merupakan dua kapal kerapu milik Dinas Perhubungan. Kapal tersebut berkapasitas sekitar 30 orang. Menurut Pristono, kapal tersebut akan ditingkatkan menjadi empat buah tahun ini. Untuk ke Muara Baru, kapal tersebut menempuh waktu 30 menit untuk jarak 17 kilometer. 

Selain itu, nakhoda untuk kapal tersebut juga disediakan Dinas Perhubungan. "Dishub yang menyelenggarakan pokoknya," kata dia. 

Pristono juga mengatakan untuk memancing masyarakat Marunda menggunakan transportasi air, untuk sebulan tiket digratiskan. Namun, setelah itu dia mengaku harga tarif yang jelas dibawah tarif Muara Angke Kepulauan Seribu atau dibawah Rp 50 ribu.  

Menurutnya, transportasi air tersebut dibangun untuk memfasilitasi warga Rusunawa Marunda yang awalnya merupakan pengungsi dari Muara Baru. Dia mengatakan sudah disediakan shuttle bus sebab kebanyakan warga bekerja di Muara Baru. Namun, warga harus menghabiskan waktu antara satu setengah hingga dua jam melalui perjalanan darat. Sehingga, banyak yang mengeluh. 

Keluhan tersebut di antaranya waktu yang lama dan pusing sebab terbiasa beraktivitas di laut seperti berjualan ikan. Karena itu, berdasarkan pengalaman evakuasi saat banjir, penggunaan kapal dirasa lebih efektif. Dia mengaku setelah transportasi Marunda, pemda berencana membangun transportasi air melalui KBT hingga Cipinang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement