REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Yogyakarta dan sekitarnya sedang mengalami gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan hujan jarang turun, meskipun wilayah itu sedang memasuki puncak musim hujan.
"Ada perubahan pola angin di wilayah bagian barat Indonesia, sehingga awan hujan yang seharusnya ada di wilayah Yogyakarta menjadi tidak ada. Akibatnya, hujan jarang turun," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, gangguan cuaca jangka pendek berupa perubahan pola angin tersebut sudah terjadi sejak pekan lalu, dan dampaknya akan berkurang pada pekan ini, dan cuaca akan kembali normal.
Meskipun cuaca akan kembali normal, ia tetap berharap agar masyarakat mewaspadai angin kencang yang masih mungkin terjadi. "Apalagi dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup panas, dan tidak ada hujan. Potensi angin kencang bisa muncul di lokasi-lokasi tertentu," katanya.
Tony menambahkan, seharusnya wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sedang memasuki puncak musim hujan dengan curah hujan mencapai lebih dari 100 milimeter (mm) per dasarian.
Curah hujan akan terus menurun hingga kurang dari 50 mm per dasarian pada April mendatang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setyowati mengatakan cuaca yang terkadang hujan dan panas bisa menyebabkan nyamuk berkembang biak dengan pesat.
"Terkadang hujan, dan terkadang panas. Cuaca seperti ini sangat disukai nyamuk. Nyamuk bisa berkembang biak dengan lebih cepat. Karenanya, kasus demam berdarah sangat banyak," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, kasus demam berdarah sudah mencapai 121 orang penderita. Selain itu, mulai muncul penyakit chikungunya. Sudah ada 11 warga yang menderita penyakit tersebut.
"Tahun lalu, relatif tidak banyak warga yang terjangkit demam berdarah, dan chikungunya, karena hujan terus turun, sehingga nyamuk tidak sempat berkembang biak. Tetapi, sekarang nyamuk sempat berkembang biak, karena ada saat-saat tertentu, dimana hujan tidak turun," katanya.
Ia berharap masyarakat tetap menjaga kondisi lingkungan agar selalu bersih, dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penyebaran demam berdarah dan chikungunya.