Senin 11 Feb 2013 12:35 WIB

Gandeng PDS, Kader PAN Berpotensi Kabur

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bendera Partai Amanat Nasional
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Bendera Partai Amanat Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kebijakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa menjadikan partainya inklusif dinilai tepat.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego, menilai PAN sejak berdiri memiliki azas Pancasila. Hanya saja lantaran dinahkodai Amien Rais maka PAN diidentikkan sebagai partai berbasis massa Islam dari kalangan Muhamamdiyah.

“Hanya saja perlu dilakukan sosialisasi ke kader akar rumput agar tidak timbul kekecewaan di antara mereka,” imbau Indria, Senin (11/2).

Dia menyarankan, pimpinan PAN harus bekejaran dengan waktu yang semakin dekat untuk menjelaskan kebijakan itu sebelum Pemilihan Legislatif (Pileg) dihelat April 2014. 

“Kalau kebijakan itu hanya diketahui tingkat elite partai, kader bisa lari meninggalkan partai,” imbuhnya.

Indria tidak kaget ketika PAN menggandeng Partai Damai Sejahtera (PDS) yang tidak lolos verifikasi faktual. Langkah itu, menurut dia, bisa memperkuat organisasi partai berlambang matahari itu di jajaran bawah.

Selain PDS, juga ada dua partai lain yang merapat ke PAN, yaitu Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dan Partai Matahari Bangsa (PMB).

“Berbagai cara berkoalisi terus dilakukan, sudah ada PNBK, PMB, dan PDS, karena partai ini inklusif atau terbuka,” kata Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa, saat berada di Bandar Lampung, Ahad (10/2) petang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement