Ahad 10 Feb 2013 11:21 WIB

Kaum Terpelajar Dominasi Pengangguran di Yogyakarta

Rep: Yulianingsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah pengangguran di Kota Yogyakarta masih didominasi golongan terdidik, lulusan SMA dan sarjana, meski tahun ini mengalami penurunan dari 2011.

Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, jumlah penganggur mencapai 17.481 orang atau turun dari 2011 yang mencapai 18.241 orang.

"Meski turun namun masih tetap didominasi golongan terdidik. Dari jumlah itu 70 persennya lulusan SMA dan Perguruan Tinggi," terang Kepala Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Muhammad Sarjono, Ahad (10/2).

Menurutnya, dari jumlah pengangguran tersebut terbanyak lulusan SMA/SMK sebanyak 8.949 orang. Disusul lulusan SMP 3.794 orang, lulusan Sarjana 2.973 orang dan lulusan SD 1.765 orang.

Selain itu dari total 17.481 pengangguran, hanya sekitar 3.300 orang saja yang memegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS). "Dari jumlah tersebut, hanya sekitar tiga ribu orang saja yang memiliki kartu kuning atau kartu pencari kerja. Sementara sisanya, enggan mengurus kartu kuning," tambah Sarjono.

Diakui Sarjono, setiap tahun setiap tahun pasti ada penambahan pengangguran. Karena ada kelulusan sekolah maupun perguruan tinggi bahkan adanya pemutusan hubungan kerja.

Namun, untuk 2012 kemarin memang ada penurunan sedikit. Tetapi jumlah pengangguran selalu dinamin sari tahun ke tahun.

Dikatakan Sarjono, selama ini penanganan pengangguran dilakukan dengan pelatihan kelompok maupun mandiri. Sedangkan penempatan kerja ke luar daerah hanya sedikit dilakukan. Pasalnya, banyak pengangguran di Kota Yogyakarta yang enggan ditempatkan di perusahaan yang lokasinya cukup jauh.

Karenanya, pemberdayaan keterampilan masih menjadi program unggulan Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta. Program ini antara lain pelatihan mekanikal handphone dan sepeda motor, tata boga, tata rias, dan lain sebagainya.

Usai pelatihan keterampilan, Dinsosnakertrans juga memberikan bantuan perlengkapan dan modal guna meneruskan usaha. Hanya saja, pihaknya memang kesulitan petugas pengawas untuk memantau perkembangan usaha usai pelatihan.

Dengan adanya dukungan untuk penambahan petugas pengawas serta jalinan kerjasama lintas daerah, maka diharapkan pengentasan pengangguran bisa terus dipantau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement