REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Nasib tragis menimpa empat anak SDN Bhineka, Kampung Cigoong, Desa Karanghegar, Kecamatan Pabuaran, Subang, Jawa Barat.
Keempat anak tersebut, meninggal dunia akibat tertabrak Kereta Api (KA) Ekspres jurusan Cirebon-Jakarta, Sabtu (9/2) sekitar pukul 09.30 WIB. Peristiwa tersebut, tentu saja membuat geger seisi sekolah serta kampung tersebut.
Keempat siswa SD yang tewas itu adalah Saepul Anwar (kelas 2), Habib Anjar (kelas 2), Reksi Hidayat (kelas 3), Muhamad Rizal Setiawan (kelas 4). Tiga dari keempat korban ini, tubuhnya terseret kereta sampai Stasiun Pringkasap. Sedangkan, seorang lagi yaitu Saepul Anwar, jasadnya tidak hancur. Sebab, anak tersebut hanya tersambar KA.
Heru Herawan, Kepala Sekola SDN Bhineka, mengatakan, sekolah tersebut sudah dibangun sejak 1973 yang lalu. Memang letaknya, berdekatan langsung dengan jalur KA. Sekitar 30 meter. Pada Sabtu ini, sejak pagi sudah ada aktivitas perbaikan rel. Dari double track yang ada, yang sedang diperbaiki yaitu trek sebelah selatan.
"Rupanya, anak-anak ini tertarik melihat perbaikan tersebut," ujar Heru, kepada Republika Online.
Sekitar pukul 09.30 WIB, anak-anak berisitirahat. Banyak, anak-anak yang melihat perbaikan itu. Di antaranya, keempat korban nahas tersebut. Sebenarnya, baik guru kelas maupun para pekerja sudah memperingatkan anak-anak tersebut supaya tak bermain-main di trek sebelah utara. Mengingat, trek itu dipakai untuk lalu lintas KA.
Namun, namanya juga anak-anak sekali dua kali mau mendengar peringatan tersebut. Ketiga kalinya bermain, ternyata dari arah Cirebon menuju Jakarta datang kereta dengan kecepatan tinggi. Tak ayal lagi, tubuh ketiga anak itu langsung tersambar dan terseret kereta. Sedangkan, yang satunya terpelanting ke sebelah selatan.
"Keempat anak didik kami meninggal dunia di lokasi kejadian," tutur Heru.