Kamis 07 Feb 2013 19:10 WIB

Pengamat : Masih Ada Harapan Realisasikan Target Anis

Rep: Ira Sasmita/ Red: Dewi Mardiani
Presiden PKS, Anis Matta (Kiri)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Presiden PKS, Anis Matta (Kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, menyatakan tiga target jangka pendeknya dalam memimpin partainya.

Targetnya, pertama, memenangkan hati kader partai agar konsolidasi menjadi kokoh. Kedua, memenangkan kader PKS pada Pilgub Jawa Barat. Terakhir, memenangkan Pilgub Sumatera Utara yang juga diikuti kader PKS.

Peneliti politik dari LIPI, Indria Samego, mengatakan masih ada harapan bagi Anis untuk merealisasikan target pertamanya. Caranya dengan mengkonsolidasikan kekuatan semua kader PKS mulai dari akar rumput hingga pengurus pusat partai.

"Anis kelihatannya kan sadar betul betapa besar tanggung jawabnya. Ia sudah mulai dari pidato yang berapi-api dan mendatangi kader di daerah," kata Samego saat dihubungi Republika, Kamis (7/2).

Jika dilakukan secara konsisten hingga pemilu 2014, Samego menyebut, bukan tidak mungkin bila Anis bisa mengembalikan kekuatan PKS, meski tidak utuh 100 persen. Karena bagaimana pun, kasus yang menimpa mantan presiden PKS, Luhtfi Hasan Ishaaq, pasti menimbulkan dampak yang cukup besar di dalam tubuh partai.

Sedangkan untuk mencapai target memenangkan Pilgub Jabar dan Sumut, menurut Samego, kondisi masyarakat dan kekuatan PKS di daerah tersebut lebih menentukan. Langkah Anis untuk berkeliling di Jabar dan Sumut, lanjut dia, bisa saja menarik simpati masyarakat. Tetapi sebagai pemilih, masyarakat akan memiliki pertimbangan sendiri terhadap sosok calon yang diusung PKS. "Langkah Anis sudah benar, tapi itu semua tergantung masyarakat," ujar Samego.

Bertentangan dengan Samego, peneliti politik lain dari LIPI, Siti Zuhro, menilai cukup berat bagi Anis untuk merealisasikan targetnya dalam waktu yang singkat. "Sangat berat, apalagi waktunya singkat," ungkap Siti.

Apa yang terjadi pada PKS akibat kasus Luthfi, menurutnya, telah menembus jantung pertahanan PKS. Sehingga, dampaknya telah mengacaukan konsolidasi internal parpol. Apalagi dengan menguatnya isu faksi keadilan dan faksi sejahtera dalam tubuh PKS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement