Kamis 07 Feb 2013 15:23 WIB

Tertimpa Banjir, Pengungsi Disuruh Bayar Listrik Pula

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Dewi Mardiani
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial, Andi ZA Dulung, saat meninjau pengunsi korban banjir Baleendah
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial, Andi ZA Dulung, saat meninjau pengunsi korban banjir Baleendah

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Para pengungsi di Rusunawa Baleendah bertambah. Luapan Sungai Citarum yang masih menggenangi ratusan rumah membuat pengungsi masih bertahan di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Baleendah. Ironisnya di tengah penderitaan, pengungsi masih dibebankan biaya listrik di lokasi pengungsian Rusunawa Baleendah.

Salah seorang pengungsi di Rusunawa Baleendah, Yuyun (31 tahun) mengatakan, listrik sangat dibutuhkan oleh pengungsi. Namun untuk mendapatkan listrik para pengungsi harus iuran.

"Memang fasilitas susah semuanya, termasuk listrik dan air. Air harus menunggu kiriman dari PDAM. Sedangkan kalau listrik harus membayar iuran. Ada yang mengoordinir untuk beli pulsa listrik," ujarnya di Rusunawa Baleendah, Kamis (7/2).

Selain itu, fasilitas kamar mandi di Rusunawa pun belum berfungsi. Akibatnya para pengungsi harus mencari kamar mandi ke lokasi permukiman terdekat. "Kalau enggak ke kampung sebelah, ke Universitas Bale Bandung di depan. Capek juga, kalau cuma untuk buang air atau mandi. Saya sih inginnya kamar mandi di Rusunawa berfungsi," katanya.

Salah seorang petugas keamanan Rusunawa Baleendah, Azis, mengatakan biaya listrik yang dibutuhkan dalam satu malam adalah Rp 100 ribu. Biaya tersebut untuk membayar pulsa token listrik. Warga pengungsi banjir harus iuran Rp 2 ribu per kepala keluarga. "Kasihan sebenarnya, tetapi mau bagaimana lagi untuk pembayaran listrik di Rusunawa," ujarnya.

Azis mengatakan, dia sudah menyampaikan ke pihak kelurahan agar membantu para pengungsi, khususnya untuk biaya listrik. Rusunawa Baleendah terdiri dari tiga gedung dengan masing-masing unit 99 kamar. "Saya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan untuk pembayaran pulsa listrik. Memang untuk Rusunawa masih dikelola oleh swasta, jadi belum diserahkan ke pemerintah," katanya.

Camat Baleendah, Uka Suska Pujiutama mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan untuk membantu para pengungsi, khususnya masalah listrik. Kecamatan Baleendah sudah berkoordinasi kepada PLN Area Baleendah. Ia mengakui, untuk pengungsian di Rusunawa belum dipersiapkan, pasalnya masih dikelola oleh swasta.

"Kami akan lihat terlebih dahulu kebutuhan per harinya untuk listrik berapa besar. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PLN untuk membantu. Masyarakat diminta untuk menghemat penggunaan listrik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement