REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpisahan Anis Matta dengan pimpinan DPR di lantai 3 Gedung Nusantara 3, Kompleks Parlemen Senanyan, Kamis (7/2), diwarnai suasana suka cita.
Dalam suasana hangat dan gurauan-gurauan yang dilontarkan, empat orang pimpinan parlemen lainnya mengaku sedih dan kehilangan atas kepergian Anis.
"Kami merasa kehilangan, selama ini kami sudah punya chemistry satu sama lainnya," kata Ketua DPR, Marzuki Alie.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu juga berseloroh ada persamaan nasib yang dialami partainya dengan partai yang sekarang dipimpin Anis, Partai Keadilan Sejahtera (PKS). "Sekarang partai kami kan sama-sama sedang didera masalah," seloroh Marzuki.
Lain Marzuki, lain yang dirasakan Pramono Anung, Wakil Ketua DPR dari FPDIP. Pramono menceritakan awal kekompakan yang dibangun pimpinan bermula dari pemrosesan kasus Century.
"Ini rahasia kita berlima. Kalau mau jadi atau enggak ini semua pimpinan yang menentukan," kata Pramono.
Pada saat kasus Century bergulir, Marzuki Alie disebut Pramono mendapatkan amanat untuk mengamankan partainya.
"Akhirnya kami bertiga, saya, Pak Priyo (Priyo Budi Santoso), dan Pak Anis bersekongkol untuk menguji ketangguhan Marzuki. Akhirnya kami menjadi kompak," cerita Pramono.