REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla tidak sependapat dengan anggapan masa depan partai Islam sudah habis, sehingga peluang mendulang suara sangat kecil.
"Saat ini pengamat dan orang-orang dibuat bingung karena beranggapan partai Islam kian mengecil dikalahkan dengan partai nasionalis," kata dia dalam pelantikan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/2) malam.
"Kalau Golkar ketuanya saya dan Akbar Tandjung apa bedanya? Kalau Demokrat ketuanya Anas apa bedanya dengan PAN?"
Pria yang akrab disapa JK itu menilai semua partai sudah sangat Islami, semua partai juga sudah sangat nasionalis. JK yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis Etik Kahmi itu mengatakan setiap kabinet sebanyak 30 persen anggota parlemen merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
"Yang paling hebat lagi kadangkala semua penegak hukum adalah anggota HMI dari jaksa, hakim, pengacara, hingga terdakwanya pun anggota HMI," kata JK mengakhiri.