Selasa 05 Feb 2013 18:25 WIB

Kronologi Dikuburnya Preman Kampung Tanpa Dikafani

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Hazliansyah
Pengeroyokan (ilustrasi)
Foto: ngapak.com
Pengeroyokan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kuat Rahmadi (37), preman kampung di Desa Mendongan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, tewas akibat diamuk massa pada Selasa (5/2) pagi.

Kepala Desa Mendongan, Mutaqin, menjelaskan kronologi kejadian. Ia mengatakan, aksi massa pagi itu dipicu ulah korban yang marah tanpa sebab dan melempari rumah saudaranya sendiri, yang bernama Alimun (40), Selasa dini hari.

Tak hanya itu, korban juga sempat menganiaya Alimun. Merasa terancam jiwanya, Alimun kemudian berteriak-teriak minta tolong.

"Mendengar teriakan ini, warga lalu keluar rumah untuk menolong Alimun yang terluka akibat diserang dengan sabit dan tampak ketakutan,” ujarnya.

Warga yang semakin banyak, akhirnya memburu Kuat yang bersembunyi di rumah kosong. Warga yang selama ini sudah geram dengan ulah Kuat langsung menghakiminya hingga akhirnya tewas.

Korban tewas karena mengalami luka parah di sekujur tubuhnya. Selanjutnya, tubuh korban dikubur beserta seluruh barang miliknya di pemakaman umum desa, sekitar pukul 06.00 WIB.

Bahkan, ratusan massa nyaris menghakimi wartawan yang datang untuk meliput. Warga meminta wartawan keluar dari desa agar tidak meliput kasus tersebut.

Anggota Polsek Sumowono dan Polres Semarang yang mendengar adanya kasus tersebut langsung ke lokasi untuk melakukan pengamanan sekaligus meredam emosi ratusan warga. Dibantu tokoh agama setempat, emosi warga berhasil diredam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement