REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Aksi amuk massa yang berakibat jatuhnya korban jiwa terjadi di Desa Mendongan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Selasa (5/2) pagi.
Korban tewas dalam insiden ini bernama Kuat Rahmadi (37), warga RT 2/ RW 1 Desa Mendongan. Pria yang diduga depresi dan cenderung temperamental ini tewas setelah dikeroyok warga.
Tak hanya dikeroyok hingga tewas, jasad Kuat--yang juga dikenal sebagai preman kampung ini--langsung dikubur beramai-ramai di pemakaman desa tanpa dikafankan lebih dulu.
Aksi pengeroyokan ini ditengarai dipicu perilaku korban yang selama ini kerap membuat resah warga setempat. Selain sering membuat onar, korban juga jamak menimbulkan ketakutan warga, karena gampang mengamuk dengan senjata tajam.
Setelah mengubur korban, massa yang sudah terbakar amarahnya berkumpul di depan balai desa dan meminta keluarga korban mengeluarkan pernyataan tidak akan menuntut.
Bahkan, ratusan massa nyaris menghakimi wartawan yang datang untuk meliput. Warga meminta wartawan keluar dari desa agar tidak meliput kasus tersebut.
Beruntung tokoh agama setempat berhasil meredam emosi warga yang sempat akan merampas kamera wartawan.
Kapolres Semarang, AKBP August Berlianto Pangaribuan, membenarkan aksi amuk massa yang berakibat jatuhnya korban jiwa ini. "Korban dipukuli menggunakan tangan kosong dan benda tumpul hingga akhirnya tewas,” katanya.
Terkait aksi ini, August mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan.
"Telah melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi," kata August Berlianto.