REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus korupsi yang membelit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai akan mempersulit keadaan partai tersebut. Terlebih lagi untuk memulihkan citra di tahun-tahun mendatang.
Menurut pengamat politik J Kristiadi dari Centre for Strategic of International Studies (CSIS) upaya memulihkan citra partai tidak bisa dibebankan pada satu orang saja yakni Presiden PKS yang baru yakni Anis Matta. Menurutnya, politik tidak hanya memerlukan tokoh kuat tetapi juga system yang mendukung.
"Ya inilah, ini tak bisa diserahkan kepada satu orang ini jangka panjang, PKS kan harus selalu ada modal kekuatan roh yang ada di sana. Di ranah politik tak hanya diperlukan orang yang berkarakter hebat, tapi juga sistem yang hebat," katanya saat ditemui di rilis survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Ahad (3/2).
Menurutnya, selama ini, PKS sudah ‘terlanjur’ dianggap sebagai partai bersih. Fakta di lapangan, partai tersebut pun tidak lepas dari perilaku korup. Namun, lanjut dia, yang utama adalah bagaimana memandang partai bukan sebagai citra tapi sebagai pemeran penting dalam pengambilan kebijakan demi kepentingan masyarakat.
"Jangan sampai kita kemudian berpolitik itu citra," ujarnya.Menurut Kristiadi, publik juga seharusnya tidak bersorak jika ada partai yang rusak namun berharap agar partai tersebut bisa berubah. PKS, lanjutnya, harus bisa mempelopori musibah yang buruk ini dan menjadikannya pupuk untuk anti korupsi.