Ahad 03 Feb 2013 16:30 WIB

Partai Demokrat Alami Anomali

Rep: Esthi Maharani/ Red: Nidia Zuraya
Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan PD mengalami anomali. Dalam survei terbaru yang dilakukan Desember 2012 terhadap 1.220 responden, ia menjelaskan kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) sebenarnya cukup memuaskan yakni mencapai 51,6 persen. Tetapi, hal tersebut ternyata tidak memberikan dampak positif terhadap partai pendukungnya yakni PD.

“Ada faktor non-ekonomi yang menyebabkan PD terpuruk. Hal tersebut tak lain menyangkut banyaknya kader partai yang tersangkut kasus korupsi,” kata Djayadi, Ahad (3/2).

Menurutnya, nasib PD tidak bisa ditolong atau dipulihkan oleh kinerja pemerintahan Presiden SBY. Teorinya, lanjut dia, jika kondisi ekonomi pemerintahan membaik biasanya dibarengi dengan dukungan publik terhadap partai pendukungnya. Yang terjadi pada PD justru tidak demikian.

Meski kinerja ekonomi dan kinerja Presiden SBY dalam setahun terakhir dinilai semakin baik, PD justru terus meluncur hingga mencapai titik terendah dalam survey pasca pemilu 2004. “Anomali itu kemungkinan akan berlanjut sepanjang 2013 atau bahkan hingga pemilu 2014 kalau PD lebih mengandalkan koinerja pemerintah dan kinerja Presiden SBY,” katanya.

Ia memprediksi, jika dalam kurun waktu 2011-2012 PD mengalami penurunan 6 persen dan jika penurunan itu berlanjut secara konsisten dalam setahun ke depan, bukan tidak mungkin PD bisa tidak lolos electoral threshold pada pemilu 2014. “PD bisa hilang dari peta politik nasional 2014,” katanya.

Untuk diketahui, dalam survey yang dilakukan oleh SMRC pada Desember 2012, disebutkan PD hanya berada di posisi ketiga setelah Partai Golkar dan PDIP dengan 8 persen saja. Angka ini jauh berbeda jika dibandingkan pada persentase PD di 2007. Meski kala itu PD mengalami penurunan yang cukup tajam dari dukungan 24 persen menjadi hanya 14 persen, tetapi PD tidak pernah menyentuh dukungan hanya 8 persen seperti saat ini.

“Posisi PD 8 persen pada Desember 2012 ini tidak pernah dialami sepanjang sejarah PD setelah pemilu 2014. Angka terendah sebelumnya 8,7 persen atau 9 persen pada April dan Juni 2008 sekitar setahun sebelum pemilu 2009,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement