REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Jumlah warga buta huruf di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, dalam tiga tahun terakhir ini meningkat. Jumlahnya naik dari 33.436 orang menjadi 60.972 orang.
"Jadi, selama tiga tahun angka buta huruf di Pamekasan ini mengalami peningkatan sebanyak 27.536 orang," kata Kasi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Halik, Minggu.
Pada tahun 2010, jumlah warga yang buta huruf di Kabupaten Pamekasan sebanyak 33.436 orang. Jumlah tersebut tersebar di 13 kecamatan. Pada tahun 2005, jumlah warga Pamekasan yang buta huruf sebanyak 80.895 orang.
Halik mengatakan peningkatan data jumlah warga Pamekasan yang mengalami buta huruf ini diketahui setelah pihaknya melakukan pendataan ulang tentang jumlah warga yang sebenarnya buta huruf.
"Melalui pendataan ulang itu, akhirnya keluar angka 60.972 orang,'' kata Halik. ''Mereka itu merupakan usia antara 15 tahun hingga 90 tahun.''
Kalangan LSM di Pamekasan menilai naiknya data warga yang mengalami buta huruf di Kabupaten Pamekasan ini mengindikasikan adanya praktik penyimpangan dalam pelaksanaan program keaksaraan fungsional (KF).
"Kami patut mencurigai ada indikasi penyimpangan. Karena, setiap tahun pemerintah kan telah mencanangkan program pemberantasan buta huruf dan dananya mencapai miliaran rupiah," kata aktivis LSM dari Forum Komunikasi dan Monitoring Pamekasan (FKMP), Moh Sahur Abadi.
Oleh karenanya, FKMP berencana melaporkan adanya indikasi penyimpangan kasus program pemberantasan buta huruf di Kabupaten Pamekasan tersebut kepada aparat penegak hukum. Ini karena menyangkut alokasi uang negara.