Ahad 03 Feb 2013 10:17 WIB

Banjir Mesuji Diduga Pembuatan Kanal Perusahaan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Djibril Muhammad
Sebuah rumah porak-poranda akibat diterjang banjir bandang setelah hujan deras selama beberapa jam meluapkan Sungai Jagalan di Gulak Galik, Telukbetung Utara, Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung Kamis (24/1) malam
Foto: Antara
Sebuah rumah porak-poranda akibat diterjang banjir bandang setelah hujan deras selama beberapa jam meluapkan Sungai Jagalan di Gulak Galik, Telukbetung Utara, Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung Kamis (24/1) malam

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pembuatan kanal-kanal baru perusahaan dan penggundulan hutan Register 45 Sungai Buaya, diduga penyebab banjir di sebagian wilayah Kabupaten Mesuji, sepekan terakhir. Pemkab Mesuji sedang menurunkan tim untuk meneliti kasus ini dan diberi tenggat waktu tiga hari.

Berdasarkan informasi dari warga di Dusun Tebing, Desa Talang Batu, Mesuji Timur, air meluap akibat pembuatan kanal-kanal air milik perusahaan, dan penggundulan hutan negara Register 45 oleh perambah. Banjir terjadi akibat meluapnya sungai buaya di Dusun Tebing. Banjir tersebut telah berlangsung sejak sepekan lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda air akan surut. 

Banjir ini telah merendam lebih dari separuh rumah milik warga. Dari 280 kepala keluarga (KK) yang tercatat tinggal itu, sebanyak 146 KK terancam kehilangan tempat tinggal karena rumahnya terendam air. Ketinggian air sempat mencapai satu meter, membuat warga yang rumahnya berada di pinggiran sungai mengungsi ke rumah tetangganya yang belum terendam. 

Limin, warga Dusun Tebing, korban banjir, mengungkapkan pada 2007, dusunnya pernah mengalami banjir besar seperti ini. Warga menuding penertiban perambah di hutan register 45 yang berlarut-larut menjadi salah satu penyebab air bah. 

Menurut warga, pada saat panen kayu di hutan Register 45 yang dikuasai PT Silva Inhutani Lampung pada 2007 silam, banjir besar juga melanda Dusun Tebing. Terlebih pada saat ini, seluruh tanaman akasia telah ditebangi perambah sehingga daerah resapan air menghilang.

"Pada tahun 2007 lalu, dusun kami juga terendam banjir. Saat itu PT. Silva tengah melakukan panen kayu. Sekarang juga terjadi penggundulan hutan oleh para perambah, dusun kami kembali kebanjiran," jelas Yur, warga dusun lainnya.

Bupati Mesuji Khamamik, menginstruksikan kepada tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD untuk mencari penyebab meluapnya sungai buaya yang menjadi penyebab banjir. Tim tersebut diminta melaporkan hasil analisa penyebab banjir dalam waktu tiga hari. 

"Tim teknis dari pengairan dan BPBD untuk mencari penyebab meluapnya sungai buaya. Saya minta laporan paling lama tiga hari," tegasnya dalam rilis yang diterima Republika Ahad (3/2).

Bupati memberikan bantuan korban banjir di Dusun Tebing, Desa Talang Batu, Mesuji Timur, Sabtu (2/2). Bantuan berupa kompor, selimut, sarden, mi instan dan sejumlah makanan cepat saji, beras, daster dan sarung serta obat-obatan, dan air bersih.

Selain itu, pengobatan gratis bagi korban banjir yang mulai dijangkiti penyakit. Umumnya warga mengeluh diserang penyakit gatal-gatal, gangguan telinga dan gangguan pencernaan. Tim medis disiagakan di lokasi banjir untuk melayani pengobatan bagi para korban banjir. 

Petugas Satpol PP dan petugas pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mesuji juga disiagakan di lokasi banjir. Sebuah perahu karet juga beroperasi membantu penyaluran bantuan dan disiagakan untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement