REPUBLIKA.CO.ID, Pencemaran air terjadi di aliran Kanal Banjir Timur (KBT). Air di sepanjang aliran KBT, tepatnya sekitar Pintu Air Malaksari, Durensawit berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. Kondisi ini tentu saja dikeluhkan warga sekitar.
Salah satunya Nurohman (31), Warga Malakasari, Duren Sawit. Dia mengatakan, kondisi air berbusa dan bau tersebut sudah berlangsung cukup lama," "Sudah beberapa minggu ini, setiap berangkat dan pulang kantor lewat sini, ya kondisinya seperti itu berbusa dan terkadang menimbulkan bau tak sedap," ujar Nurohman, Jumat (1/2).
Hal senada dikatakan Sulastri (41). Warga Duretsawit ini menuturkan, dia sering menyaksikan air di KBT berbusa pada siang menjelang sore hari. "Busanya banyak kalau sore hari. Terkadang saking banyak sampai terbang-terbangan," kata Sulastri.
Kasubdin Pengendalian Kerusakan Sumber Daya Alam KLH Jakarta Timur, Dales Manurung, belum bisa mengatakan air KBT tercemar atau tidak karena hingga kini belum ada standar baku mutu air KBT.
Dales menjelaskan meski sebenarnya sudah ada aturan bahwa setiap limbah sebelum dibuang ke saluran harus lebih dulu diolah, akan tetapi ia mengakui sulit untuk mengawasi limbah yang terkait dengan rumah tangga. " Kemungkinan air KBT tercampur dengan limbah detergen rumah tangga, karena limbah rumah tangga kategori greywater semisal air mandi, dapur atau cucian dari 5 saluran yang terpotong KBT sulit untuk dipantau," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Timur, Evita Dwi Saiverda mengatakan sampai saat ini belum ada standar Baku Mutu Air di Kanal Banjir Timur (KBT), karena belum dimasukkan pengkelasan sehingga pihaknya belum bisa menyatakan tercemar atau tidak. “Tetapi, Kementerian Lingkungan Hidup sudah melakukan penelitian pada Oktober 2012. Hasilnya, busa itu muncul karena turbelensi di pintu air sehingga mengeluarkan busa,” katanya.
Namun terkait dengan adanya busa dan bau yang dikeluhkan oleh sejumlah warga tersebut, pihaknya akan melakukan pengambilan sampel lagi guna mendapatkan data terbaru. "Hasil penelitian terkait baku mutu, baik terkait kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) maupun Chemical Oxygen Demand (COD) akan menjadi acuan terkait baku mutu KBT," ungkapnya.